Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah pemerintah lebih siap melayani para pemudik tahun ini dibanding tahun lalu?
(18-24 Agustus 2011) |
||
Ya | ||
13,17% | 27 | |
Tidak | ||
77,02% | 158 | |
Tidak Tahu | ||
9,76% | 20 | |
Total | (100%) | 205 |
MUDIK Lebaran adalah tradisi unik orang Indonesia. Tahun ini pemerintah memprediksi jumlah total pemudik bakal mencapai 15,5 juta orang atau naik 4,17 persen dibanding tahun lalu. Kenaikan jumlah penumpang diperkirakan terjadi pada semua moda transportasi, kecuali kereta api. "Tapi semua sudah kami siapkan jauh-jauh hari," kata Menteri Perhubungan Freddy Numberi, Senin pekan lalu.
Pemerintah mengklaim sudah menyiagakan tak kurang dari 45 terminal di 12 provinsi yang disiapkan untuk melayani arus mudik melalui jalan darat, 9 daerah operasi dan 3 divisi regional untuk pelayanan mudik dengan kereta api, tujuh lintasan untuk pemudik yang menggunakan transportasi sungai dan penyeberangan, 52 pelabuhan untuk pelayanan mudik dengan kapal laut, dan 24 bandara untuk pemudik dengan pesawat terbang.
Meski pemerintah bersiap, bukan berarti mudik bakal tanpa masalah. Umumnya, dua keluhan utama masyarakat adalah kemacetan dan kecelakaan lalu lintas. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Royke Lumowa terus terang mengaku kesulitan menekan angka kecelakaan lalu lintas. "Meski begitu, kami tetap berusaha. Kami akan menempatkan polisi di titik rawan kecelakaan," katanya.
Pengamat masalah transportasi Darmaningtyas menilai sumber masalah mudik ada pada ketidaksiapan pemerintah menyediakan angkutan mudik yang aman dan nyaman. "Selama ini distribusi tiket selalu jadi masalah, dan ini membuat calon pemudik stres," katanya. Karena itulah banyak warga kemudian memilih mudik dengan kendaraan pribadi—mobil atau sepeda motor—yang ujung-ujungnya lebih berisiko mengalami kecelakaan.
Yang menggembirakan, ada tren penurunan jumlah korban. Masyarakat Transportasi Indonesia mencatat jumlah korban kecelakaan pada mudik tahun lalu tak kurang dari 1.600 orang, dengan korban tewas 328. Angka ini turun signifikan dibandingkan data 2009, yang menunjukkan 4.000 orang mengalami kecelakaan dengan 702 korban tewas. Meski begitu, menilik pengalaman tahun-tahun sebelumnya, sebagian besar pembaca Tempo Interaktif tetap pesimistis mudik tahun ini bakal lebih baik.
Indikator Pekan Ini UJIAN pertama untuk pengurus baru PSSI kini di depan mata. Tim nasional akan berhadapan dengan Iran, Bahrain, dan Qatar dalam babak kualifikasi Piala Dunia yang akan berlangsung di Brasil tiga tahun lagi. Indonesia akan memperebutkan lima tiket dari zona Asia. Ini tentu bukan perjuangan mudah. Ada banyak raksasa sepak bola regional yang juga ingin lolos ke Brasil. Selama ini sepak bola Asia berkiblat pada dua kawasan: Asia Timur yang diwakili Jepang, Cina, dan Korea; serta Timur Tengah yang diwakili Iran dan Arab Saudi. Persaingan makin sengit karena Australia juga bergabung di zona ini. Fan tim nasional di dalam negeri tentu tak mau kalah sebelum bertanding. Mereka berharap Indonesia minimal bisa menahan seri lawan-lawannya dalam pertandingan tandang, dan habis-habisan mengalahkan tamunya di pertandingan kandang. Sorak-sorai ratusan ribu suporter di stadion kebanggaan Gelora Bung Karno, Senayan, diharapkan jadi faktor penentu kemenangan. Sekarang perjuangan panjang bakal segera dimulai. Awal September, Indonesia akan dijamu Iran di Teheran. Setelah itu, kita akan bertanding melawan Bahrain dan Qatar di kandang sendiri. Semua mata penggemar bola Tanah Air dipastikan bakal melekat ke layar kaca pada 2 September. Menurut Anda, mampukah tim nasional Indonesia lolos kualifikasi Piala Dunia? Kami tunggu komentar dan jawaban Anda di www.tempointeraktif.com. |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo