Menunjuk gambar dan berita dalam "Buruh Merdeka Model Princen" (TEMPO, 24 November 1990, Rubrik Nasional) saya anggap tendensius dan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Karena itu, saya ingin meluruskan berita tersebut sebagai berikut: 1. Pada 19 November 1990, pukul 16.30, tiba-tiba di rumah saya kedatangan Sdr. H.J.C. Princen, yang ditemani empat orang lainnya. Saya merasa lelah pada waktu itu -- sejak pukul 5 pagi belum istirahat -- tapi sesuai dengan adat ketimuran, kedatangan tamu tersebut saya terima. 2. Dengan demikian, jelas bahwa Sdr. Princen dan kawan-kawan datang ke rumah saya secara mendadak, tanpa memberi tahu terlebih dahulu. Sedangkan mengenai beritanya, saya sayangkan, tidak sepenuhnya ucapan saya ditampilkan. Dengan kata lain, banyak yang dipotong. Misalnya, kalimat yang berbunyi: "Sementara itu, bekas Ketua Umum FBSI, Agus Sudono, menganggap terbentuknya SBM sebagai hal yang wajar." Di sini ada kalimat saya yang dipotong (tidak dimuat TEMPO), yaitu: "asal sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku". Jadi, seharusnya kalimat tersebut berbunyi: "Sementara itu, bekas Ketua Umum FBSI Agus Sudono, menganggap terbentuknya SBM sebagai hal yang wajar, asal sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku." Kemudian kalimat yang berbunyi: Sebab di Indonesia, katanya, semua organisasi, termasuk SPSI, masih banyak kekurangannya. Seharusnya kalimat tersebut berbunyi: Sebab di Indonesia, katanya, seperti halnya di negara-negara berkembang lainnya, semua organisasi, termasuk SPSI masih banyak kekurangannya". Jadi, kata-kata "seperti di negara-negara berkembang lainnya" tidak dimuat TEMPO. Wartawati TEMPO, saya yakin, pasti mendengar pada waktu saya mengajukan pertanyaan kepada Sdr. Princen: Untuk apa Saudara mendirikan SBM? Dijawab H.J.C. Princen, bukan untuk menyatakan perang kepada SPSI, tetapi membantu memperbaiki SPSI. Lalu saya sarankan kalau maksudnya untuk memperbaiki SPSI, pakailah pendekatan yang positif, yaitu ajaklah Sdr. Imam Sudarwo, Ketua Umum SPSI, dan Sdr. Adolf Rachman, Ketua Sekber SBLP, mengadakan dialog dari hati ke hati -- untuk mengatasi kekurangan SPSI. Yang terakhir inilah yang penting, menurut saya, yang tidak dimuat oleh TEMPO. AGUS SUDONO Ketua Umum Inkopkar Jalan Taman Tanah Abang III No. 12 A Jakarta Pusat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini