Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KEGUSARAN Gus Dur melihat kinerja kabinetnya sangat masuk akal. Menteri-menteri dalam jajaran kabinet ”Kompromi Persatuan” ini memang terlihat lebih sibuk melayani diri sendiri dan sponsor masing-masing. Tidak ada jalinan kerja sama, bahkan sering bertentangan. Lucunya lagi, ketidakharmonisan itu mereka utarakan secara terbuka kepada masyarakat. Karena itu, rencana Gus Dur untuk me-reshuffle kabinet patut didukung. Makin cepat makin baik karena penundaan hanya akan memperparah keadaan dan menurunkan kepercayaan masyarakat.
Kalau dilihat lebih cermat, tampak ada yang tidak beres dalam pelaksanaan pemerintahan ini. Lawatan-lawatan Gus Dur ke luar negeri beberapa waktu lalu dikecam habis oleh berbagai kalangan. Bahkan, beberapa anggota dan pemimpin lembaga legislatif menyampaikan penentangannya secara terbuka. Begitu juga pakar-pakar politik langganan pers atau talk show. Ketika kemudian terbukti bahwa lawatan itu sangat berhasil dalam menggalang dukungan internasional, mereka pun diam gigit jari sambil cari strategi.
Gagal mengganjal politik luar negeri Gus Dur, mereka mencoba goyangan dalam negeri. Ketika aksi rusuh massa terbukti dapat ditangani dengan bijak oleh Gus Dur, mereka berketetapan harus menggoyang langsung dari dalam. Pemain ini tidak lain adalah para menteri dan aparat pemerintah berkepala semu lainnya. Kepala semuanya tunduk kepada Presiden, sedangkan kepala aslinya tunduk kepada sponsor. Goyangan itu diwujudkan dalam bentuk kebijakan-kebijakan kontroversial, misalnya mengangkat pejabat struktural berusia lanjut, menaikkan harga barang dan jasa kebutuhan pokok rakyat banyak, atau menaikkan penghasilan sekelompok kecil orang secara berlebihan, ditambah inkonsistensi, secara sendiri atau bersama-sama, yang bertentangan dengan rasa keadilan masyarakat. Di samping itu, ada juga menteri yang memilih tidak berbuat apa-apa—takut karena tidak punya pendukung atau karena tidak menguasai bidangnya.
PANUNGKUNAN SITOMPUL
Jalan Tawes Dalam 3
Kompleks STP/AUP
Pasarminggu, Jakarta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo