Saya ingin menanggapi tulisan Prof. Harsja W. Bachtiar (TEMPO, 4 Januari 1992, Kolom), yang menanggapi pernyataan bahwa "pendidikan tidak menunjukkan kemajuan dibandingkan masa sebelumnya." Ada tiga hal yang perlu diutarakan di sini: 1. Sebenarnya, saya tidak berkewajiban membuat pertanggungjawaban tentang pernyataan tersebut, karena pernyataan itu bukanlah ucapan saya. 2. Pada umumnya, saya setuju dengan uraian Prof. Harsja Bachtiar, sejauh saya bisa mengikuti perkembangan pendidikan di Indonesia. 3. Saya sadar benar bahwa pernyataan seperti itu menuntut tanggung jawab yang didasarkan atas tinjauan dan kajian yang luas dan mendalam. Meskipun saya sudah berusia 70 lebih, saya belum pikun, sehingga tidak mungkin membuat ucapan secara gegabah dan tidak bertanggung jawab. Adapun ceramah saya pada Simposium Nasional Pendidikan IKIP di Yogyakarta 21-22 Desember 1991 adalah "Pendidikan dalam Pembangunan Bangsa", khususnya mengenai peranan kultural pendidikan dalam pembangunan. Di situ tercakup beberapa permasalahan, antar lain tentang kebudayaan nasional, kepribadian nasional, nasionalisme, etos bangsa, dan Pancasila. Saya tidak membuat perbandingan antara pendidikan zaman dulu (kolonial) dan sekarang. Juga, tidak membuat pernyataan seperti di atas. Ceramah itu juga tidak mencakup evaluasi tentang keadaan pendidikan dewasa ini. Itu tak lain karena keterbatasan ruang lingkup uraian, dan saya bukan ahli ilmu pendidikan, sehingga tidak kompeten melakukan evaluasi. Pusat pembicaraan terletak pada pendidikan watak dan pembentukan kepribadian sebagai warga negara. SARTONO KARTODIRDJO
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini