Pada TEMPO, 3 April 1993, halaman 25, terdapat kesalahan berita dan gambar tentang Brigjen Pranowo, Pangdam I Bukit Barisan. Di situ tertera foto Brigjen Pranowo yang sampai saat itu masih menjabat Danpaspampres di Jakarta. Saya yakin, begitu TEMPO, 3 April 1993, beredar, Staf Redaksi TEMPO sadar bahwa pemasangan foto itu keliru. Pada TEMPO, 10 April 1993, tak ditemukan ralat. Tapi, pada Rubrik Album nomor tersebut, ada tulisan mengenai pelantikan Brigjen Pranowo. Pada tulisan ini ada foto Brigjen Pranowo, dan kali ini benar.Maksudnya, ini ralat. Tapi, menurut saya, alangkah tepatnya bila foto itu ditempatkan di rubrik Nasional, halaman 27, kolom 3. Dan akan lebih informatif bila disertai penjelasan yang meralat kesalahan pada nomor sebelumnya. Saya rasa ini cara yang benar. Hal seperti ini pernah saya alami ketika saya bertugas di Dili pada tahun 1982. Suatu kali saya ditegur komandan saya di Denpasar: ''Sejak kapan kamu naik pangkat?'' Saya tentu kaget. Ternyata, ini akibat tulisan yang disebutkan hasil wawancara dengan saya, yang ternyata tidak sesungguhnya pernah dilakukan. Dan tentu saja pangkat saya dilansir salah, dinaikkan satu tingkat lebih tinggi oleh wartawan yang ''baik'' itu. Menurut saya, ralat adalah hal penting. Bagi yang bersangkutan, khususnya, banyak konsekuensinya. Apalagi TEMPO saya anggap aset nasional di bidang media cetak dan memiliki tenaga yang dapat diandalkan di bidangnya. Semoga TEMPO lebih sukses dan konsekuen menjaga mutunya. MAMAN SUDARMAN Jakarta Pusat Terima kasih atas saran Anda. Red.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini