Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Jokowi menjadi pemimpin terkorup versi jaringan organisasi wartawan investigasi global, OCCRP.
Masuknya nama Jokowi dalam daftar finalis OCCRP seharusnya menjadi pelajaran bagi Presiden Prabowo Subianto.
Dana CSR menjadi obyek korupsi di PT Timah dan Bank Indonesia.
Jokowi Pemimpin Terkorup
MAJALAH Tempo awal 2025 menampilkan judul sampul utama yang membuat para pencinta negeri ini menangis: "Akhirnya Mendunia". Inikah yang diwarisi oleh anak-cucu generasi saya? Mantan Presiden Joko Widodo menjadi finalis pemimpin terkorup 2024 versi organisasi wartawan investigasi global. Prabowo Subianto dan partai-partai tak membelanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berita itu seakan-akan menjadi puncak pembenaran beragam tulisan para pakar ataupun awam bahwa negeri ini sedang mengalami kemerosotan akhlak serta tata nilai luhur yang selama ini menjadi dongengan bangsa. Sebagai orang Jawa, membuka mata betapa benarnya wejangan orang tua, waktu akan membuktikan: becik ketitik, ala ketara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Manusia mudah terpesona sehingga tidak mau menggali lebih dalam tampilan lahir seorang pemimpin. Nasihat Jawa sudah mengingatkan: aja gumunan, aja kagetan, aja dumeh. Nasihat yang komprehensif untuk pemimpin ataupun yang dipimpin. Rasulullah SAW bernubuat saat bersabda bahwa misi utamanya adalah meningkatkan akhlak manusia. Kecerdasan seperti digambarkan dalam firman Allah, iqra, merupakan suatu karunia-Nya.
Akhlak mulia merupakan perjalanan panjang seorang manusia sejak dilahirkan dan berada dalam lingkungan keluarga sampai menjalaninya dalam interaksi yang lebih luas di masyarakat. Harus diakui dalam sepuluh tahun terakhir kemerosotan akhlak dapat diamati pada beragam peristiwa penyimpangan akhlak serta tata nilai, dari yang paling ringan sampai tindak kriminal terberat dan meliputi berbagai anggota masyarakat.
Ibarat dalam rumah tangga besar, suka tidak suka, keteladanan kepala rumah tanggalah yang merupakan hal mendasar, nakhoda bahtera besar bangsalah yang paling bertanggung jawab. Ada pepatah lama: guru kencing berdiri, murid kencing berlari. Legacy untuk bangsa bukanlah gemerlap materi semu, tapi akhlak mulia serta tata nilai luhur yang dibarengi kecerdasan masyarakat secara merata.
Saat Perang Dunia II berakhir dengan kekalahan Jepang, pertanyaan pertama Kaisar Hirohito adalah berapa guru yang masih tersisa? Marilah kita mencintai bangsa ini dengan mewariskan akhlak serta tata nilai mulia bagi anak keturunan kita tanpa kecuali.
Hadisudjono Sastrosatomo
Jakarta
Jokowi Pemimpin Terkorup
JIKA dulu kita sering membaca berita dengan judul "Jokowi kaget .... ", siaran Organized Crime and Corruption Reporting Project (OCCRP) mungkin membuat Jokowi kaget beneran. Jokowi sejajar dengan Presiden Suriah dan Presiden Kenya sebagai pemimpin terkorup 2024.
Daripada terus-menerus mengutuk dan mengecam OCCRP, para pendukungnya lebih baik bersyukur karena Jokowi bukan juaranya. Juri OCCRP menempatkan Presiden Bashar al-Assad sebagai pemimpin paling korup tahun lalu.
Masuknya nama Jokowi sebagai finalis tokoh korup dunia 2024 sudah seharusnya menjadi pelajaran bagi Presiden Prabowo Subianto. Prabowo harus menjadi sosok presiden yang lebih baik daripada Jokowi. Kembalikan Komisi Pemberantasan Korupsi sebagaimana tujuan awalnya, reformasi kepolisian, perbaiki perekonomian rakyat, tegakkan hukum tanpa pandang bulu, dan singkirkan antek-antek Jokowi di kabinet.
Hardi Yan
Tembilahan, Riau
Korupsi Dana CSR
AKHIR-AKHIR ini ramai dibicarakan masalah dana corporate social responsibility (CSR), khususnya kasus PT Timah yang merugikan negara Rp 300 triliun. Kasus ini bermula dari penyelewengan dana CSR. Dana CSR adalah dana wajib perusahaan untuk memenuhi kewajiban tanggung jawab sosial kepada masyarakat, lingkungan, dan pemerintah. Manfaat dana CSR antara lain meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat, meningkatkan akses masyarakat terhadap fasilitas umum, serta membantu menjaga lingkungan hidup.
Pengumpulan dana CSR mengundang hasrat korupsi atau penyelewengan. Berita terbaru, dana CSR Bank Indonesia juga bermasalah, bahkan disangkutpautkan dengan Dewan Perwakilan Rakyat. Walaupun kasus itu masih dalam tahap penyelidikan, masyarakat prihatin terhadap fenomena dana CSR ini. Tujuan mulia pengumpulan dana CSR terkadang jauh panggang dari api. Hal ini terjadi karena keserakahan manusia dan ketidakjujuran oknum pengelolanya.
Seyogianya masalah dana CSR ini diawasi dengan ketat oleh yang berwenang dan diaudit secara rutin agar penggunaannya sesuai dengan tujuan semula, yaitu meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Kosmantono
Banyumas, Jawa Tengah
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo