Terima kasih atas dimuatnya tulisan tentang nuklir baru-baru ini (TEMPO, 11 Mei 1991, Selingan). Banyak yang mengharapkan agar TEMPO menulis lebih banyak lagi tentang soal nuklir itu, terutama mengenai reaktor di Serpong, Yogyakarta, dan Bandung. Karena masyarakat banyak tidak tahu tentang penyimpanan limbah radioaktifnya. Untuk PLTN Gunung Muria, di manakah sampah radioaktifnya disimpan? Apakah sudah diketahui cara penutupannya, sedangkan negara kuat tidak ada yang punya tempat limbah nuklir yang permanen? Saya menentang pembangunan reaktor komersial di Gunung Muria dan di seluruh dunia. Karena sampah radioaktifnya berbahaya selama lebih sepuluh ribu tahun, sedangkan usia reaktor cuma sekitar tiga puluh tahun. Demi listrik dan keruwetannya, apakah kita mau mengijonkan hidup generasi-generasi mendatang? MAHESA IBRAHIM Penyair, aktivis lingkungan hidup Brajan, Tamantirta, Kasihan, Bantul, Yogyakarta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini