Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kutipan & Album

Sakit

8 April 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA usianya yang ke-74, mantan Wakil Presiden Sudharmono termasuk dalam kategori "orang sehat". Maklum, orang kuat zaman Orde Baru itu benar-benar menikmati hidup sesudah turun dari pemerintahan. Ia kerap bermain golf dan tenis atau bepergian bersama tiga anak dan tujuh cucunya. Bekas Ketua Umum Golkar itu tak lagi berkecimpung dalam partai politik yang selama bertahun-tahun sudah digelutinya.

Namun, sejak Selasa pekan lalu, Sudharmono harus dirawat di rumah sakit. Tepatnya di lantai VI Ruang VVIP Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta, rumah sakit yang agaknya bakal menjadi tempat "reuni" para tokoh Orde Baru. Bekas Menteri-Sekretaris Negara itu terkena gangguan prostat. "Bapak sudah sepuh, jadi harus mengecek kesehatannya," ujar putri sulungnya, Sri Adyanti. Kamar perawatan Sudharmono tak jauh dari ruang rawat inap Wakil Ketua MPR Ginandjar Kartasasmita, bekas Menteri Pertambangan dan Energi yang kini menjadi tersangka dalam kasus korupsi pemasangan pipa. "Pak Dhar itu guru saya," begitu pernah Ginandjar berkomentar tentang Sudharmono, yang dikenalnya sejak 1965. Kini mereka berbaring di lantai yang sama, yang juga menjadi tempat yang didatangi Soeharto bila harus dirawat.

Di saat Soeharto berjaya, Sudharmono setia mendampinginya selama bertahun-tahun. Jasanya diakui oleh Soeharto seperti yang tertulis dalam sambutannya di buku 70 tahun Sudharmono. Bagi Soeharto, lelaki kelahiran Cerme, Gresik, Jawa Timur, 12 Maret 1927 itu amat membantu sebagai staf inti dalam konsep-konsep hukum saat Soeharto baru mengambil kekuasaan dari Presiden Sukarno. "Termasuk menyiapkan konsep pembubaran PKI pada tanggal 12 Maret 1966 oleh pengemban Surat Perintah 11 Maret 1966," tulis Soeharto. Saat itu, Pak Dhar—panggilan akrabnya—mengepalai tim operasional Pusat Gabungan-V Komando Operasi Tertinggi.

Selain membantu Soeharto dalam bidang pemerintahan, letnan jenderal purnawirawan itu aktif membantu di yayasan-yayasan yang diketuai Soeharto, antara lain Yayasan Supersemar, Yayasan Dharmais, dan Yayasan Amal Bhakti Muslim Pancasila. Kedekatan mereka membuat Pak Dhar kerap diburu orang untuk mengetahui "rahasia" harta Soeharto. Namun, seperti biasa, Sudharmono tak mau terpancing. Bila ditanya, ia hanya tersenyum.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus