Dalam Kontak Pembaca (TEMPO, 24 November 1990), Saudara Ignatia Endang Widowati menulis tentang surat-suratnya diacak pegawai pos. Sedangkan yang saya alami jauh lebih parah daripada yang dialami Saudara Ignatia. Selama tiga tahun, saya belajar di Leiden, Belanda, ada dua hal yang tidak beres pada barang-barang pos saya: 1. Ketika saya di Leiden, secara berkala, saya selalu berkirim surat kepada keluarga saya di Sukabumi. Ternyata, sebagian surat yang saya kirim dari Leiden itu raib, entah ke mana. Bahkan kartu pos yang saya kirim dari Italia, Spanyol, Prancis, Swedia, dan Norwegia pun tidak pernah sampai ke tujuan. 2. Beberapa hari yang lalu, saya menerima surat dari teman saya di Belanda via kawan yang kebetulan berlibur ke Indonesia. Isi surat itu membuat saya berang. Sebab sebelumnya, teman saya tersebut sudah empat kali berkirim surat lewat jasa pos. Surat-surat tersebut tidak pernah saya terima. Tidak tertutup kemungkinan menguapnya surat saya tersebut dari rekan-rekan di luar negeri, mengingat sampai sekarang tidak sepucuk pun surat balasan yang saya terima. Dengan peristiwa ini, saya merasa dirugikan oleh kantor pos. SYAIFOEL RAHMAN Jalan Kebon Danas 208 RT 16/III Cipelang Gede, Sukabumi 43151 Jawa Barat
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini