Sekolah Rimba

SEKOLAH rimba (SR) merupakan pendidikan alternatif, khususnya bagi warga negara yang belum dapat dijangkau pendidikan formal karena antara lain secara geografis lokasi mereka sangat terisolasi, seperti di Papua dan suku pedalaman di Jambi. Hal ini merupakan upaya memenuhi hak setiap warga negara untuk mendapatkan pendidikan seperti yang telah ditetapkan dalam amendemen UUD 1945. Keberadaan SR seperti ini juga menjadi sangat penting mengingat masih banyak warga negara yang buta aksara. Data Badan Pusat Statistik tahun 2000 mengungkapkan buta aksara di Indonesia berjumlah 5,9 juta orang yang berusia 10-44 tahun, dan 12,8 juta yang berusia di atas dan sama dengan usia 45 tahun. Dari seluruh jumlah tersebut, dua pertiganya adalah perempuan, baik di kota maupun di pedesaan. Saya sudah menyampaikan penjelasan rinci kepada reporter TEMPO di Padang tentang berbagai kesulitan pelaksanaan program penghapusan buta aksara ditinjau dari berbagai segi (geografi, tenaga pelaksana, biaya, dan lain-lain). Peningkatan kapasitas dan pengembangan jaringan kerja sama dengan berbagai pihak, baik pemerintah maupun lembaga swadaya masyarakat (dalam negeri dan luar negeri), menjadi amat penting dalam rangka mencapai tujuan pembangunan pendidikan, termasuk mencapai tujuan Dakar Framework?agar pada tahun 2015 angka buta aksara dapat diturunkan sedikitnya 50 persen. Dengan memperhatikan berbagai kesulitan tersebut, pada tahun 2003 pemerintah pusat telah menganggarkan program penuntasan buta aksara bagi 200 ribu orang, khususnya mereka yang berusia produktif, terutama perempuan. Berbagai upaya ini menunjukkan bahwa tidak benar pemerintah lepas tangan, tapi justru sebaliknya. Saya berharap penjelasan ini dapat menepis kesalahpahaman yang terjadi.

EKODJATMIKO SUKARSO
Direktur Pendidikan Masyarakat
Direktorat Jenderal LPSP
Departemen Pendidikan Nasional