Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Etalase

Senjata yang Menghebohkan

9 Oktober 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tiga pekan belakangan, masyarakat dihebohkan isu impor 5.000 pucuk senjata api oleh instansi non-TNI-Polri secara ilegal. Menurut pemerintah, bukan senjata serbu yang dibeli, melainkan 591 pistol nonstandar TNI dari PT Pindad (Persero). Belum tuntas kontroversi ini, muncul berita tertahannya 280 pucuk peluncur granat buatan perusahaan Bulgaria, Arsenal JSCo, di gudang Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta karena belum ada izin Badan Intelijen Strategis Tentara Nasional Indonesia. Senjata apa saja yang diributkan itu dan apa yang dapat diproduksi PT Pindad hingga saat ini?

Senapan Serbu Pindad
Salah satu produk andalan PT Pindad adalah SS2 (Senapan Serbu 2), senjata laras panjang yang merupakan penyempurnaan dari produk sebelumnya, SS1. Pertama kali diluncurkan pada 2006, SS2 lebih teliti dan lebih ringan. Produk ini memiliki tujuh varian yang semuanya menggunakan peluru kaliber 5,56 x 45 milimeter standar NATO. Dibandingkan dengan SS1, entakan SS2 lebih kecil, juga kejutan yang dihasilkan lebih rendah. Desainnya lebih ergonomis dan tahan terhadap kelembapan tinggi.

SS2-V2
> Panjang: 928 milimeter
> Berat: 3,8 kilogram (kosong), 4,16 kg (terisi penuh peluru)
> Kecepatan tembak: 720-760 RPM
> Jarak tembak efektif: 300 meter
> Harga: mulai Rp 23 juta

Pelontar Granat dari Bulgaria
Senjata yang diimpor Kepolisian RI, yang tertahan di Bandara Soekarno-Hatta, ini bernama Stand Alone Grenade Launcher (SAGL), buatan Arsenal JSCo. Pelontar granat dengan penembakan tunggal ini digunakan untuk melumpuhkan target pada jarak hingga 400 meter. Produk ini menggunakan granat tipe M-406 berukuran 40 x 46 milimeter.

> Bobot: 2,55 kilogram (tanpa alat bidik mekanis)
> Panjang total: 608 milimeter
> Panjang laras: 230 milimeter
> Jarak efektif target: sampai 150 meter

Pistol untuk Polantas
Pistol MAG 4 buatan PT Pindad inilah yang diklaim Polri sebagai 5.000 pucuk senjata yang diributkan itu. Polri berencana melengkapi polisi lalu lintas dan anggota Sabhara dengan pistol semi-otomatis yang dikembangkan dari Pistol G2 Combat buatan Pindad ini.

> Panjang: 190 milimeter
> Bobot: 910 gram (kosong)
> Jarak tembakan efektif: 15 meter
> Kapasitas peluru: 15 butir
> Tipe peluru: MU-1TJ

Granat Berpeluncur Roket Terpopuler
Polri tak menyebut detail Rocket Propelled Grenade (RPG) yang dipakai anggota Brigade Mobil dalam video yang viral selain menyebutnya sebagai peninggalan dari masa ABRI. Sedangkan RPG paling populer saat ini adalah RPG-7 buatan pabrik senjata NPO Bazalt, Rusia. Korps Marinir TNI Angkatan Laut diketahui memiliki RPG-7 yang sebenarnya merupakan Anti Tank Grenade Launcher Light (ATGL-L) produksi Arsenal JSCo.

RPG-7V2
> Panjang: 950 milimeter
> Berat: 7 kilogram
> Kaliber: 40 milimeter
> Kecepatan luncur proyektil: 115 meter per detik
> Jarak tembak maksimum: 500 meter

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus