Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Saya pernah melihat publikasi ilmiah dari Indonesia di perpustakaan pusat Universitas Filipina di Los Banos. Sayangnya, publikasi ilmiah itu ditulis dalam bahasa Indonesia. Sudah lama saya rasakan bahwa kita ini kurang sekali memiliki publikasi ilmiah yang bersifat internasional. Saya percaya hal itu bukanlah disebabkan oleh kekurangan bahan untuk dipublikasikan, melainkan semata-mata karena bahasa. Memang harus diakui kemampuan menulis dalam bahasa Inggris kita rata-rata lemah. Untuk itu, saya mengusulkan, sambil menunggu para penulis yang mampu menulis artikel ilmiah di jurnal bahasa Inggris, sebaiknya dilakukan terobosan dengan membentuk tim penerjemah dari Indonesia ke Inggris untuk majalah ilmiah. Dengan demikian, majalah tersebut bisa ditawarkan ke luar negeri sebagai nomor tukar. Jadi, ada keuntungan ganda yang bisa dipetik sekaligus. Yakni, di samping kita bisa memperlihatkan karya-karya putra terbaik Indonesia dalam bidang ilmiah, kita juga dapat mendapatkan jurnal dari luar negeri yang sangat kita butuhkan tanpa perlu membeli. Dan harus digarisbawahi, tidak semua universitas di negara kita mampu berlangganan jurnal luar negeri yang mahal itu. MARYANTO Mahasiswa Institute of Food Science and Technology University of the Philippines 4031, College, Laguna Philippines
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo