Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Data Nasabah CIMB Niaga Bocor?
Pada 23 Agustus 2017, pukul 13.15-13.42, saya menerima panggilan telepon dari seorang pria dengan nomor 0811xxx884 yang mengaku dari customer service (CS) CIMB Niaga. Dia memberi info mengenai rencana perubahan biaya transaksi Go Mobile menjadi Rp 150 ribu per bulan yang didebit dari rekening.
Merasa tidak menggunakan layanan tersebut, saya sudah hampir menutup telepon dan langsung menuding si penelepon mau menipu. Tapi dia bisa meyakinkan saya dengan adanya notifikasi di layar telepon seluler bahwa telepon tersebut dari customer service CIMB Niaga.
Dia menanyakan user id dan password, tapi saya lupa karena tidak pernah sekali pun memanfaatkan layanan tersebut. Ia kemudian menanyakan tanggal, bulan, dan tahun lahir. Orang tersebut akhirnya mengetahui saya juga pemegang kartu kredit CIMB Niaga. Saya share nomor kartu dan kode rahasia lainnya. Segera setelah itu ada beberapa pesan pendek (SMS) konfirmasi transaksi dari Traveloka dan Finpay Telkom yang masuk ke ponsel saya.
Sadar telah ditipu, saya langsung menghubungi CS CIMB Niaga untuk membuat penyangkalan transaksi dan mereka berjanji melakukan investigasi selama 45 hari kerja. Pihak bank mengatakan penelepon bukan dari pihaknya. Bank tidak pernah meminta user id dan password. Dan sasaran telepon dari CS abal-abal tersebut random.
Pada 12 Desember, saya menerima hasil investigasinya yang menyatakan transaksi tersebut sah. Oke, ini memang salah saya karena memberikan data pribadi sehingga transaksi tersebut sah. Saya pun sudah membayar tagihan di kartu kredit. Tapi yang menjadi pertanyaan: bagaimana data saya sebagai nasabah Go Mobile, nama, dan nomor ponsel bisa sampai ke pihak luar bank?
Kenapa orang luar bisa berkeliaran di sistem perbankan yang seharusnya super-aman? Hingga saat ini, CIMB Niaga belum menjelaskan bagaimana data saya bocor ke pihak luar. Mohon Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan melakukan investigasi dan mengambil tindakan terhadap kebocoran data nasabah. Pihak bank juga jangan asal gencar berjualan tanpa jaminan keamanan uang nasabah.
Alina M.
Nasabah Bank CIMB Niaga
Bersabar Hadapi Banjir
Media sosial sungguh riuh saat Jakarta dilanda banjir. Mereka yang berceloteh negatif kebanyakan orang yang hasratnya tak tuntas pada pemilihan kepala daerah DKI Jakarta 2017. Sisanya adalah akun-akun yang mengkritik secara proporsional dan cenderung membangun.
Banjir di Jakarta sudah ada sejak zaman dulu. Pemerintah kolonial Belanda menyadari Jakarta adalah kota yang dikepung air. Sebanyak 25 persen datarannya berada di bawah permukaan air. Banjir bukan hal baru. Isu mengatasi banjir berjalan turun-temurun. Belum pernah ada satu pun gubernur yang berhasil mengatasinya dengan merata.
Namun banjir saat ini sudah menjadi komoditas politik. Selain kemacetan, program penanganan banjir selalu saja diusung tiap pasangan yang ikut pemilihan kepala daerah DKI Jakarta. Programnya tak pernah tuntas. Selain program yang tak berjalan mulus, perilaku penduduk DKI Jakarta sendiri yang memperparah banjir itu.
Penduduk Jakarta masih suka membuang sampah sembarangan. Kali dan got seputar Jakarta masih ditumpuki sampah. Coba lihat rumah-rumah di Jakarta. Masih banyak rumah di daerah tertentu yang tak memiliki got. Mereka lebih suka membangun pagar tinggi ketimbang merapikan got rumahnya. Kalaupun ada penduduk yang punya got bagus, alirannya tertahan karena got tetangganya hanya selebar batang sapu dan tumpat.
Maka, sebelum mengutuk banjir Jakarta, coba lihat rumah kita dulu. Apakah pagar rumah kita tidak menutupi got? Apakah kita tidak suka membuang sampah sembarangan, khususnya di got dan kali? Apakah kita rutin ikut penduduk lain membersihkan got di lingkungan kita?
Banjir memang disebabkan oleh hujan deras. Lewat proses alam, Tuhan memberikan hujan kepada manusia. Banjir inilah yang harus dikelola dengan beriman. Pembangunan got, kali, dan lain-lain harus dengan iman, misalnya tidak dikorupsi dan tidak asal-asalan. Bersabar saja, karena banjir tidak akan teratasi dengan memaki.
Sri R.
Jakarta Selatan
RALAT
Rubrik Kesehatan majalah Tempo edisi 4-10 Desember 2017 menuliskan nama ahli gizi Tan Shit Yen. Penulisan yang benar semestinya Tan Shot Yen. Mohon maaf atas kekeliruan ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo