Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
RATU Tisha Destria seperti mempunyai baterai cadangan dalam tubuh mungilnya. Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia itu tahan tidak tidur sampai 58 jam.
Tisha, 32 tahun, menyadari kemampuan begadang ekstrapanjang itu pada tahun akhir kuliahnya di Jurusan Matematika Institut Teknologi Bandung, sekitar sepuluh tahun lalu. "Waktu itu karena mengerjakan tugas di laboratorium," katanya kepada Tempo, beberapa waktu lalu.
Meski tidak menjadi kebiasaan, Tisha terbantu dengan kebolehan melek lebih dari dua hari tersebut dalam tugasnya mengurus sepak bola nasional. Sejak menjabat Juli lalu, dia kerap pulang pagi dari kantor PSSI di Kuningan, Jakarta Selatan.
Beberapa hari sebelum wawancara, Tisha menerima pengurus sepak bola Maluku Utara yang baru tiba pukul satu dinihari akibat penerbangan yang tertunda. Dia tidak sampai hati menjadwalkan ulang pertemuan karena masa kunjungan mereka mepet. Berakhir menjelang subuh, Tisha tidak sempat merem karena harus menghadap Ketua PSSI Letnan Jenderal Edy Rahmayadi beberapa jam kemudian.
Saat mendekati 58 jam, Tisha menyebutkan, tubuhnya memberi alarm. "Biasanya mulai keliyengan," ujarnya. Peraih beasiswa master dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) ini pun langsung mencari kasur dan terlelap. Tapi tak ada "tidur balas dendam" di kamusnya. "Lima sampai delapan jam, cukup."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo