Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hak Jawab Pudjirustaty Narang
Kami ingin menjelaskan posisi kami terkait Laporan Utama majalah Tempo edisi lalu berjudul "Rekening Gendut Kepala Daerah". Dalam berita itu, saudara kami, Gubernur Kalimantan Tengah Agustin Teras Narang, disebut sebagai salah satu pemilik rekening dengan transaksi yang janggal.
Perlu dijelaskan bahwa saya dan Teras Narang bersama-sama mendirikan PT Handil Hambie pada 1989. Perusahaan ini bergerak di bidang perkebunan dan memiliki lahan 6.950 hektare di Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Saya menjadi Direktur Utama, sedangkan Teras menjadi Komisaris. Kepemilikan Teras atas perusahaan ini sudah dilaporkan dalam Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara sejak 2001.
Pada 26 Maret 2008, lahan PT Handil di Pulang Pisau dibeli oleh Sujaka Lays dari PT Sampit seharga Rp 5 miliar. Sebagai salah satu pemilik saham, Teras mendapat bagian Rp 2 miliar dari penjualan aset itu, yang langsung disetorkan ke rekening miliknya di Bank Mandiri. Penjualan aset pribadi ini telah dilaporkan Teras kepada Komisi Pemberantasan Korupsi pada 2010.
Sesuai dengan perjanjian, penjualan lahan PT Handil ini baru menjadi sah setelah proses perizinan yang menyertainya rampung. Seraya menunggu proses itu selesai, saya menitipkan bagian saya plus pembayaran utang lain-lain sebesar Rp 2,125 miliar ke rekening Teras Narang di Bank Mandiri. Dana yang saya kirim itu berasal dari transaksi perusahaan saya yang lain, PT Prima Kalimantan Mineral dengan PT Kapuas Prima Coal, yang bergerak di bidang pertambangan.
Setelah semua proses perizinan akad jual-beli lahan PT Handil selesai, Teras Narang mengembalikan Rp 2 miliar milik saya, yang tersimpan di rekeningnya. Sejak awal, dana itu memang milik saya yang hanya dititipkan di rekening miliknya. Semoga penjelasan ini menjernihkan persoalan. Terima kasih.
Pudjirustaty Narang
Palangkaraya, Kalimantan Tengah
Terima kasih atas penjelasan Anda. Kami memperoleh informasi, transaksi itu masih dianggap bermasalah oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan.
-Redaksi
Hak Jawab Erwin Sudjono
Saya ingin menyampaikan hak jawab terkait artikel di rubrik Ekonomi Bisnis pada majalah Tempo edisi 18-24 Juli lalu yang berjudul "Aturan Baru Agen Inspeksi". Adalah tidak benar ada keterkaitan antara saya dan PT Duta Angkasa Prima Kargo, baik secara langsung maupun tidak. Demikian hak jawab ini saya buat, semoga Tempo mendapatkan informasi yang benar. Terima kasih.
Letjen (Purn) Erwin Sudjono
Jakarta
Terima kasih atas penjelasan Anda. Bantahan Anda juga sudah termuat di dalam berita yang dimaksud.
-Redaksi
Koreksi Intermezo Toraja
Tempo menyoroti tarik-ulur budaya dan tuntutan perubahan zaman serta ongkos ritual upacara pemakaman dan kegelisahan sistem kasta. Kami memahami tidak mudah orang luar (nonsuku Toraja) memahami substansi budaya Toraja hanya melihat kulit luarnya. Di antara sesama suku Toraja saja masih terdapat perbedaan paham.
Dalam upacara pemakaman orang tua kami, Nyonya Maria Kassa Paranoan Batong, seluruh panitia terdiri atas kerabat dan handai tolan. Di wilayah Kota Rantepao dan sekitarnya, sistem kasta tidak lagi sekaku di wilayah lain. Semua yang menyiapkan konsumsi di dapur umum adalah keluarga dekat, yang bekerja siang dan malam di bawah koordinasi tante saya.
Prosesi iring-iringan tamu didahului yang dituakan dan diakhiri yang lebih muda, bukan hamba. Jumlah tamu yang hadir pada suatu upacara (bukan pesta) pemakaman sangat ditentukan oleh jauh-dekatnya tali persaudaraan keluarga yang berduka dengan para tamu, bukan oleh besar-kecilnya ongkos upacara.
Penataan pondok yang lebih apik merupakan bentuk apresiasi keluarga yang berduka kepada tamu dan sudah barang tentu memerlukan biaya tambahan karena dikerjakan oleh orang-orang dengan keahlian khusus. Kerbau yang dipersembahkan tidak semuanya dipotong, tapi sebagian dilelang untuk pembangunan, termasuk kerbau terbaik (saleko). Kerbau saleko terjual melalui lelang dengan harga Rp 265 juta. Uang itu khusus untuk pembangunan rumah ibadah (gereja dan masjid). Hasil lelang yang lain dipakai untuk pembangunan kantor lurah, perbaikan jalan, serta pembiayaan kegiatan Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga.
Di setiap kesempatan, dalam kapasitas sebagai Ketua Umum Perhimpunan Masyarakat Toraja Indonesia (Perhimpunan Toraja Rantau), kami mengingatkan kepada generasi muda yang terlahir dari keluarga bangsawan agar tidak terlena oleh kebanggaan masa lalu. Mereka harus berperan aktif dalam perkembangan dan perubahan zaman.
Kehadiran wartawan Tempo Mardiyah Chamim bersama-sama dengan kami tidak akan pernah kami lupakan sebagaimana pesan para leluhur, "Siapa pun yang hadir saat kita sedang berduka, dia adalah bagian tak terpisahkan dari kita."
Ir Frederik Batong
Tanggapan Operator Jalan Tol Merak
Terima kasih atas kritik Sdr Aldila Septia dalam rubrik Surat Pembaca pada majalah Tempo edisi 25-31 Juli lalu. Sebagai operator jalan tol Tangerang-Merak, perusahaan kami, PT Marga Mandalasakti, memang tengah merampungkan bagian terakhir dari rekonstruksi menyeluruh pengerasan beton di jalan tersebut. Kami optimistis seluruh perbaikan bakal selesai pada pekan pertama-ketiga Agustus ini. Dengan demikian, menjelang arus mudik Lebaran, kami siap melayani semua pengguna jalan dengan baik.
Kami amat menyadari bahwa proses perbaikan jalan tol Merak mengganggu kenyamanan dan kelancaran Anda berkendara. Namun mohon dipahami bahwa jalan tol ini adalah salah satu yang terpanjang di Indonesia-dengan panjang 145 kilometer dua arah-dan perbaikan pun harus bertahap karena jalan tol tetap harus bisa dilalui.
Bila ada saran dan masukan lain, silakan menghubungi call center kami di 0254 207878 atau layanan telepon bebas pulsa 08001 77 78 79. Terima kasih.
Indah Permanasari
Kadiv Hukum dan Humas
PT Marga Mandalasakti
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo