Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kiblat yang Berubah
BERITA ”Memilih Tidak, Kompor Gas Oke” pada halaman 36 majalah Tempo edisi 13-1 Juli 2009 sungguh membuat saya terperanjat. Ini bukan pada isi liputannya, melainkan pada foto ilustrasi berita tersebut. Bila diamati secara cermat, orang-orang yang digambarkan tengah salat berjamaah ternyata membelakangi mimbar dan ruang imam, serta tidak mengikuti alur bentangan sajadah sebagai penunjuk arah kiblat.
Yang menjadi pertanyaan adalah apakah orang-orang NII seperti tampak dalam ilustrasi, kiblatnya demikian, atau pengambilan gambarnya hanya ala kadarnya—tanpa memperhatikan unsur kepatutan?
SYUKRI
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 1,
Jakarta Pusat
Terima kasih untuk komentarnya. Foto diambil saat jamaah sedang salat. Tidak ada rekayasa gambar—Redaksi.
Pernyataan tentang Muslim Uighur
SEHUBUNGAN dengan pembantaian brutal terhadap muslim Uighur di Provinsi Xinjiang oleh tentara Republik Rakyat Cina yang menelan korban lebih dari seribu jiwa, dan pelarangan umat Islam menunaikan salat Jumat, dengan ini, atas nama World Islamic Peoples’s Leadership (WIPL), saya menyatakan:
- Mengutuk keras pembantaian tersebut dan menganggapnya sebagai kejahatan kemanusiaan serta pelanggaran hak asasi manusia berat. Pembantaian tersebut merupakan genosida dan pembersihan etnis serta agama.
- Mendesak pemerintah Cina menghentikan pembantaian dan memberikan kebebasan kepada umat Islam Uighur untuk menjalankan ibadat sesuai dengan prinsip-prinsip HAM dan hak-hak sipil rakyat.
- Mendesak PBB segera mengambil tindakan tegas menghentikan pembantaian dan memberi sanksi atas pemerintah Cina agar kejadian ini tidak terulang lagi.
- Menyerukan kepada OKI dan pemerintah negara-negara cinta damai serta lembaga kemanusiaan internasional untuk mendesak Cina menghentikan pembantaian tersebut dan memberi kebebasan kepada umat Islam Uighur menjalankan agamanya.
- Menyeru umat Islam sedunia berdoa bagi keselamatan muslim Uighur.
DIN SYAMSUDDIN
Wakil Sekretaris Jenderal WIPL
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah
Kapan Kita Aman?
BOM meledak lagi: kapan Jakarta bebas dari bom? Pemilihan presiden telah usai dan aman. Apakah bom yang meledak di dua hotel itu efek pasca-pemilihan lalu? Atau ada motif lain? Misalnya, pihak yang tidak setuju Manchester United datang ke Indonesia? Kapan negeri ini sepenuhnya aman, tak ada gangguan berarti, dan rakyat hidup dalam kedamaian yang hakiki?
WISNU WIDJAJA
Jl. Sindoro I No. 16, Kalibuntu,
Panggung, Tegal
Kanal Banjir, Tak Kelar-kelar
SEKIAN lama melewati jalan dari Setia Budi ke Manggarai, saya selalu melihat pembangunan Banjir Kanal Barat. Beberapa bulan lalu, pekerja menancapkan pasak bumi di bibir kali. Namun, di beberapa ruas, pemasangan tak diteruskan. Anehnya, sebagian tiang pancang di sisi utara terlihat dipotong. Kini yang di sisi selatan diganti dengan beton.
Saya tak mengerti akan diapakan kanal ini. Dari musim hujan yang mendatangkan banjir hingga berganti kemarau, pengerjaan itu tak kunjung selesai. Bukankah pengerjaan yang lama bisa menghamburkan anggaran? Dan bagaimana bila banjir besar datang lagi?
SAIFUDIN AMIN
Pondok Aren, Tangerang, Banten
Pro-Rakyat Dilanjutkan Lebih Cepat
RAKYAT telah menunaikan hak politiknya dengan mencontreng salah satu pasangan calon presiden dan wakil. Dalam sebuah kompetisi, pasti akan ada yang kalah dan menang. Yang kalah hendaknya menerima realitas bahwa tidak banyak rakyat yang mendukungnya.
Mereka mesti mampu menunjukkan sikap elegan. Menang secara terhormat dan kalah bermartabat. Kiranya ketiga pasang calon presiden dan wakil dapat memberi teladan terbaik. Ke depan, untuk program pembangunan pro-rakyat hendaknya dilanjutkan dengan lebih cepat dan lebih baik.
FAREL KUTO
Perum Puri Mas, Sawangan, Depok
Usul untuk TVRI
SAYA punya sedikit saran untuk TVRI. Kalau bisa, acara ”Tembang Kenangan” pada Sabtu dan Minggu sore ditayangkan setiap hari dan ditambah waktunya menjadi satu jam. Manfaatnya, selain menghibur dan membangkitkan kenangan masa lalu, acara musik itu dapat membuat orang ingin cepat pulang ke rumah.
PANDU SYAIFUL
Guru SMP Cendana, Riau
Satu Putaran Kehendak Rakyat
KENDATI Komisi Pemilihan Umum belum resmi mengumumkan hasil penghitungan suara pemilihan presiden, hasil hitung cepat menunjukkan pemilihan dipastikan satu putaran. Siapa pun pemenangnya patut mendapat ucapan selamat dari para saingannya. Kemenangan mereka adalah kehendak rakyat Indonesia.
Terlepas dari keluhan dan temuan pelanggaran tadi, kita patut berbangga bahwa hak politik rakyat dilaksanakan dalam suasana aman dan damai. Kini tinggal pihak yang terlibat dalam pemilihan seperti Komisi Pemilihan Umum, Badan Pengawas Pemilu, tim sukses, dan relawan yang memprosesnya.
IR SARJITO
Volunteer NGO, tinggal di
Lhok Seumawe, Aceh
SBY dan Pemberantasan Korupsi
PESTA demokrasi telah ditutup. Sambil menunggu pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum, hasil hitung cepat cukup meyakinkan publik bahwa SBY-Boediono pemenangnya. Ini bukan tujuan akhir pemilihan, tetapi awal proses meneguhkan kembali cita-cita mewujudkan masyarakat yang adil, makmur, sejahtera. Cita-cita itu menuntut pemerintahan yang demokratis, menjunjung tinggi tata kelola pemerintahan yang baik, bersih, dan tanpa toleransi terhadap praktek korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Dalam konteks itu, kita menaruh harapan pada SBY. Kalau pada kepemimpinan periode lalu sebagian pelaku KKN berhasil ditindak, pada pemerintahan lima tahun berikutnya upaya itu mesti ditingkatkan. Hasil penindakan itu memberi andil terhadap kemajuan perekonomian bangsa, sehingga Indonesia menjadi salah satu dari sedikit negara di dunia yang perekonomiannya masih tumbuh di masa krisis.
GERRY SETIAWAN
Condet, Jakarta Timur
Aksi Meresahkan Rakyat Papua
SEPARATISME tidak dapat ditangani hanya oleh satu lembaga. Perlu kerja sama antar-aparat pemerintah baik sipil maupun militer, termasuk para tokoh adat, agama, dan tokoh masyarakat.
Di Papua, akhir-akhir ini masalah separatisme makin mengkhawatirkan. Maraknya penembakan dan penghadangan oleh kelompok organisasi Papua Merdeka meresahkan masyarakat. Sasaran tembak tidak hanya aparat TNI dan polisi, tapi juga masyarakat serta karyawan Freeport. Saya berharap aparat keamanan tidak menganggap remeh situasi ini. Kekuatan dan kemampuan mereka tidak pernah kita ketahui.
THEODORUS BITBIT
Mahasiswa Sekolah Tinggi Penyuluh Pertanian Bogor
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo