Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAYA ingin menanggapi tulisan TEMPO, Edisi 1 April 2001, berjudul "Ilusi Cantik dari Cuci Usus". Saat ini saya sedang menggalakkan gerakan di dunia kedokteran, yaitu aliran holistik. Sebuah aliran yang menyatukan dunia kedokteran menjadi utuh kembali. Di Amerika Serikat, perkumpulan holistik sudah berdiri sejak 1978, bernama American Holistic Medical Assosiation (AHMA), sedangkan American Holistic Health (AHHA) muncul pada 1981, untuk semua profesi kesehatan.
Tulisan "Cuci Usus" memperlihatkan adanya "ketidakharmonisan" di dunia kedokteran. Saya melihat situasi ini sebagai akibat dari krisis berkepanjangan di dunia kedokteran, karena berlangsungnya sudah terlalu lama, boleh dikatakan sejak berkembangnya ilmu kedokteran Barat/modern.
Saya adalah dokter ahli penyakit kulit-kelamin senior (pensiunan pegawai Departemen Kesehatan) dan lebih dari 20 tahun mencoba menangani para penderita secara holistik, tanpa menggunakan alat-alat alopatik (menggunakan obat/pisau). Andalan saya di samping obat adalah tindakan preventif dengan nutrisi dan psikoterapi. Dan sebisanya selalu dimulai dengan proses detoksifikasi, antara lain colon-hydrotherapy yang dipermasalahkan dalam tulisan ini.
Saya bukan pelaksananya, tapi konsultan ahli yang mengirim penderita ke klinik yang sudah mempunyai fasilitas tersebut. Para penderita penyakit kulit banyak terbantu dalam usaha penyembuhannya, tanpa bergantung pada obat-obat yang dapat merugikannya. Saya sudah mengenal colon-hydrotherapy sejak 1992 dan memonitor terus perkembangannya melalui internet. Pada 1996, untuk pertama kalinya saya mencoba cuci usus ini di klinik Dr. Bernard Jensen D.C., nutritionist terkenal di Escondido, California, Amerika Serikat.
Saya ingin menyoroti perbedaan mencolok antara persepsi dan sikap seorang dokter konservatif/Barat/modern dan seorang dokter holistik: tentang "perasaan penderita terhadap penyakitnya sendiri". Dokter konservatif lebih mementingkan penderitaan badan penderita, sedangkan penderitaan batin dari penyakitnya kurang mendapat perhatian. Bayangkan, seorang penderita jerawat di wajahnya, apakah ia dapat mengembangkan potensinya untuk menjadi orang yang sukses? Inilah yang dikenal sebagai body-mind-spirit connection. Seorang profesional yang holistik harus mempunyai ikatan BMS yang kuat dalam kepribadiannya.
Lagi pula, sebagai dokter ahli kulit, saya melihat kulit kita lebih sebagai alat pembuang kotoran/sisa-sisa metabolisme tubuh (alat ekskretori) daripada sebagai penutup atau pelindung tubuh. Maka, saya menangani penyakit kulit dengan memperhatikan makanan dan pencernaannya. Seperti Prof. Daldiyono menganjurkan banyak makan sayur, buah segar, jangan lupa oncom dan tempenya. Bagaimana dengan protein hewani dan susu sapi yang masih diagung-agungkan dalam motto "empat sehat lima sempurna itu"?
Dr. EDMOND TENDEAN, Ds.K.K.
Jalan Mutu Manikam 4, Bidaracina
Jakarta 13330
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo