Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Istri saya pernah mengikuti tes calon kepala sekolah menengah umum se-Kalimantan Selatan di Banjarmasin, Agustus 1998. Sebagai suami, saya cukup bangga. Lebih-lebih aroma KKN tak tampak, dibandingkan dengan tes-tes sebelumnya.
Sewaktu hasil tes diumumkan, istri saya menempati urutan ke-18. Menurut pejabat Kantor Wilayah Pendidikan Menengah Umum Kalimantan Selatan, setiap tahun (periode) akan diambil sembilan orang. Berarti istri saya akan jadi kepala sekolah periode berikutnya.
Anehnya, kanwil setempat mengadakan tes calon kepala pada Agustus 1999 dan September 1999, sementara istri saya tidak mendapat panggilan. Untuk itu, saya ingin bertanya kepada Kanwil Depdikbud Kalimantan Selatan:
- Apakah data hasil tes calon kepala tahun 1998 dibatalkan, atau sengaja dihilangkan?
- Benarkah yang berhak menentukan untuk mengikuti tes calon kepala itu kantor departemen setempat, tanpa melihat daftar DUK di sekolah?
- Apakah benar ada ”mafia” yang dapat menentukan siapa saja yang berhak atau tidak mengikuti tes calon kepala?
HARRAT KALO, S.H.
Kalimantan Selatan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo