FOTO adalah ibarat sisi mata uang bagi sebuah majalah berita seperti TEMPO. Ia merupakan kesatuan yang tak bisa dipisahkan dari tulisan. Karena itu, kami selalu berusaha menampilkan foto-foto menarik dan kaya informasi setiap minggu. Tak gampang memang menyediakan foto-foto pilihan itu untuk setian penerbitan. Sekalipun kami punya sejumlah fotografer, berlangganan foto dari Gamma, AFP, dan terkadang membeli dari perorangan, toh kami masih sering kewalahan menyediakan potret yang cocok dengan tulisan. Maka, sejak tahun lalu kami membentuk riset foto, yang bertanggung jawab atas perencanaan dan pengadaan foto semua rubrik. Tugas pengadaan foto itu sementara dilakukan empat periset. Mereka -- Aniar M. Jasmine, Rudi P. Singgih, Sri Widodo, dan Didik Budiarta -- masing-masing membawahkan sekitar lima rubrik. Merencanakan dan kemudian menyiapkan foto-foto aktual sesuai dengan tulisan terkadang membuat seorang periset harus membolak-balik file lama di berbagai pusat dokumentasi, hanya untuk mendapatkan satu potret. Terkadang mereka harus membujuk sebuah keluarga untuk memperoleh foto yang diinginkan, seperti dilakukan Anizar, misalnya, dalam mendapatkan foto Nyonya Diah, yang mayatnya dipotong tujuh itu. Anizar, yang bertanggung jawab dalam pengadaan foto-foto rubrik Kriminalitas, Hukum, terkadang harus merengek kepada penegak hukum agar dipinjami foto korban ataupun terdakwa sebuah kasus kriminal. Untuk foto rubrik Pokok & Tokoh, Hiburan, Film, dan Pendidikan, Anizar tak begitu sulit mendapatkannya. Hampir tak ada keberatan orang dimunculkan wajahnya di rubrik ini. Tugas tak enteng juga sering dihadapi Rudi. Ia sering harus enyediakan banyak foto bagi Laporan Utama karena salah satu rubrik yang ditanganinya adalah Nasional, yang sering muncul sebagai Laporan Utama. Rudi, lulusan FS UI yang menulis skripsi tentang fotografi dalam arkeologi, juga membawahkan rubrik Ilmu & Teknologi, Olahraga, Buku, Gaya Hidup, dan Komputer. Akan halnya Dodo, begitu panggilan sehari-hari Sri Widodo, ia bertanggung jawab atas foto-foto rubrik Ekonomi & Bisnis, Seni Rupa, Agama, Lingkungan, Media, Teater, dan Musik. Bagi Dodo, riset foto bukan dunia yang terlalu asing. Ia adalah orang yang kami promosikan dari petugas dokumentasi foto menjadi periset foto. Memang hampir tak ada periset kami yang baru di dunia foto. Didik, yang membawahkan rubrik Luar Negeri, Selingan, Kesehatan, Perilaku, Memoar, dan Kamera, adalah pendiri klub mahasiswa pencinta fotografi di UGM, Yogyakarta. Apakah seorang periset foto juga harus bisa memotret? Syarat itu tak mutlak. Pemotretan di lapangan merupakan tugas fotografer. Mereka cukup memesan foto sesuai dengan angle yang diputuskan dalam rapat perencanaan. Adapun foto-foto yang Anda lihat setiap minggu di TEMPO merupakan hasil seleksi akhir Redaktur Foto, yang membawahkan periset foto dan fotografer, bersama Redaktur Pelaksana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini