TVRI, BUMN-kan saja

Dibandingkan dengan tarif listrik dan BBM, kenaikan iuran TVRI luar biasa. Padahal, TVRI bukanlah BUMN yang berisiko untung rugi. Pantasnya pembiayaan TVRI masuk anggaran biaya Departemen Penerangan. Bagi kami orang desa, tidak punya pilihan lain kecuali membayar sesuai dengan ketetapan yang berlaku. Bagaimanpun kami tidak ingin rumah kami didatangi oleh petugas TVRI bersama polisi hanya karena iuran televisi yang tak terbayar. Tarif ini jauh lebih mahal dari SPP anak sekolah yang selama ini sudah menjadi beban bagi kami, sehingga beban kenaikan tarif ini membuat kami habis-habisan. Maklumlah, pendapatan petani tidak semudah membalik telapak tangan. Perlu dicatat, dalam kenyataannya, orang desa lebih sedikit menikmati siaran TVRI ketimbang orang kota. Orang desa, apalagi para petani, tidak punya waktu libur sehari pun. Malamnya, kami tidur lebih cepat karena untuk bertani memerlukan fisik yang betul-betul siap dan sehat. Karena itu, perlu juga dipertimbangkan kemungkinan TVRI dijadikan BUMN atau diswastakan saja seperti RCTI dan TPI. Sehingga tidak perlu memungut bayaran. MOHD. A. HAMDAN Jalan Pangeran Antasari 9 Amuntai 71411 Kalimantan Selatan