Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KAMI ingin menanggapi kritik Bapak yang dimuat di TEMPO Edisi 2-8 Oktober 2000, rubrik Surat.
Perlu Bapak ketahui, Grup Bakrie memiliki proyek kelistrikan, PT Tanjung Jati A. Bahwa proyek tersebut dikerjakan melalui konsorsium, itu benar. Itu merupakan satu-satunya proyek kelistrikan yang ditenderkan secara terbuka, ketika konsorsium kami keluar sebagai pemenang dengan harga penawaran terendah pada saat itu, yakni US$ 5 sen per kWh-nya. Sayangnya, meski melalui tender terbuka, transparan, dan menjadi pemenang dengan harga jual terendah, nasib Tanjung Jati A tak jelas, sampai saat ini belum diketahui kapan penundaannya.
Di berbagai kesempatan saya selalu mengatakan bahwa saya setuju dengan kenaikan listrik, tentunya dilakukan melalui cara bertahap sehingga kalangan swasta dapat menyesuaikan kenaikan tersebut secara terencana. Di sisi lain, kenaikan tarif listrik tersebut akan mengurangi sekaligus menghapus beban Perusahaan Listrik Negara (PLN) dari segi finansial.
Bahwa saya mengkritik PLN, khususnya mendorong PLN menjadi perusahaan yang efisien dan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain sehingga mampu memberikan kontribusi kepada masyarakat dan negara melalui perolehan laba dan pajak yang dibayarkan setiap tahun kepada negara, itu benar. Tapi Saya tidak pernah mencerca PLN seperti yang Anda sebutkan.
Jadi, saya tidak pernah bertindak dengan double standard seperti yang Anda nyatakan. Demikian informasi yang saya sampaikan. Atas perhatian Bapak, saya ucapkan terima kasih.
LALU MARA SATRIAWANGSA
Corporate Communications Manager
Jakarta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo