Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Atambua dan Nasionalisme

15 Oktober 2000 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

AWAL September 2000, dunia internasional dientakkan oleh insiden Atambua, yang merenggut tiga orang staf UNHCR dari Kroasia, Puerto Riko, dan Ethiopia. Insiden ini bermula dari terbunuhnya mantan komandan milisi Timor Timur prointegrasi, yaitu Olivio Mendosa Moruk, dengan keadaan yang mengenaskan. Kejadian Atambua sungguh mengejutkan pemerintah Indonesia, bahkan Presiden Abdurrahman Wahid telah mendapat tamparan keras di forum PBB saat berlangsung KTT Milenium yang dihadiri pemimpin dari 150 negara dunia. Tidak hanya itu, media massa dengan gencarnya memberitakan insiden tersebut dengan tidak proporsional. Dalam menangani insiden Atambua, pemerintah sangat serius, terbukti secara cepat membentuk tim khusus guna menyelidiki kejadian sebenarnya di lapangan, bahkan aparat keamanan juga telah dikirim ke lokasi guna menambah kekuatan pasukan yang telah ada di Atambua. Sementara itu, dalam waktu yang tidak lama lagi, tim khusus bentukan PBB akan dikirim ke Atambua, dan telah mendapat mandat dari Dewan Keamanan. Secara jujur PBB kurang fair dalam menyikapi masalah tersebut, karena UNTAET sebagai perwakilan PBB yang diharapkan dapat melakukan kerja sama dalam menangani permasalahan Timor Timur pascajajak pendapat tampak kurang serius, dan pada hampir segala masalah selalu ditumpahkan kesalahannya kepada pihak pemerintah Indonesia. Banyak kalangan menilai, insiden Atambua diarsiteki oleh pihak asing, yaitu Amerika dan Australia, karena mereka banyak punya kepentingan untuk menghancurkan Indonesia dan tidak menginginkan Indonesia menjadi negara besar dan berpengaruh. Terlepas dari semuanya, kita sebagai warga negara yang cinta kepada Tanah Air merasa prihatin, mengapa insiden berskala internasional hampir tidak membangkitkan kepedulian dari masyarakat kita. LBH, PBHI, LSM, dan organisasi-organisasi lain terlihat sama sekali tidak punya kepedulian untuk ikut membantu pemerintah mengatasi masalah ini. Di mana jiwa nasionalisme dan patriotisme kita terhadap nasib bangsa ini, yang sedang dicoba untuk diacak-acak oleh bangsa lain dalam bentuk yang terselubung? Melalui surat ini, kami mengajak warga negara dengan hati nurani yang jernih agar terketuk hati untuk bersatu-padu membantu pemerintah guna menangkis intervensi pihak asing yang secara simultan melakukan gerilya untuk melumpuhkan pemerintahan Indonesia. Mudah-mudahan insiden Atambua cepat dapat diselesaikan dengan baik, tanpa ada pihak yang dirugikan sehingga kepercayaan dunia internasional akan semakin pulih. RIDWAN Pamulang, Tangerang, Jawa Barat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus