Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Untuk Menteri Kesehatan

MOHON solusi atas permasalahan saya dalam menggunakan layanan kesehatan. Anak saya sekarang berusia 16 tahun. Sejak umurnya 12 tahun, dia menderita epilepsi.

25 Januari 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Surat - MBM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Awalnya anak kami berobat secara pribadi selama satu tahun lebih dengan biaya yang lumayan berat bagi kami yang pendapatannya hanya berasal dari usaha fotokopi. Sejak ada program BPJS Kesehatan, kami sangat terbantu. Pada awal masa kepesertaan, anak kami selalu mendapat rujukan ke RSUD Cilegon di poli saraf. Setelah hampir dua tahun, oleh poli saraf anak kami dirujuk ke poli anak dengan terapi obat (obat tidak boleh putus) dengan konsumsi sehari sekali.

Sejak Desember 2018, RSUD Cilegon (khususnya poli anak) memberlakukan kebijakan yang memberatkan pasien dan orang tua. Saat pendaftaran untuk berobat, anak kami harus disertakan. Begitu juga saat menghadap dokter. Kami keberatan karena anak kami masih bersekolah di kelas XI. Saat mendaftar ke RSUD, kami harus minta izin ke sekolah. Lalu, setelah mendaftar, anak kami kembali ke sekolah.

Saat pemeriksaan oleh dokter, sekitar pukul 11.00, kami minta izin lagi ke sekolah untuk menyertakan anak kami. Setelah itu, anak kami kembali lagi ke sekolah. Hal demikian dilakukan setiap minggu karena kami diberi obat hanya untuk satu minggu (tujuh butir). Bagaimana kalau anak saya sedang menghadapi ulangan atau ujian di sekolah? Apakah setiap seminggu sekali anak kami harus minta izin ke sekolah?

Berdasarkan pengalaman kami, pemeriksaan oleh dokter untuk penderita epilepsi biasanya dievaluasi setiap tiga bulan dengan pengobatan tidak pernah putus. Mohon solusi untuk masalah ini.

Nopiar Makawaru

Cilegon, Banten

 


 

Wahana Logistik Mengecewakan

PADA 7 Januari 2019, saya mengirimkan paket via agen Wahana dari Bandar Lampung ke Bekasi, Jawa Barat, dengan nomor resi APA17316. Estimasi pengiriman tiga hari kerja. Isi paket sudah diinformasikan saat pengiriman, yaitu buah manggis seberat 10 kilogram. Pada 11 Januari, paket belum sampai. Saya menghubungi agen Wahana tempat pengiriman. Saya diminta menghubungi Bapak Hendra, bagian layanan pelanggan Wahana Lampung. Saya menghubungi Bapak Hendra, tapi malah diminta mengontak nomor yang ada di aplikasi. Saya menghubungi nomor layanan pelanggan dan jawabannya pengiriman akan dibantu.

Pada 12 Januari, saya menghubungi nomor di aplikasi dan baru dibalas dua hari kemudian bahwa pengiriman akan dimaksimalkan. Pada 15 Januari, layanan pelanggan Wahana memberi tahu bahwa paket sudah diantarkan. Penerima juga sudah mengkonfirmasi. Tapi tentu saja buah manggis itu sudah busuk karena lewat delapan hari kerja. Saya mengajukan komplain ke pihak Wahana. Jawaban mereka tidak menerima komplain atas masalah ini dengan alasan paket buah-buahan tidak boleh dikirim. Padahal saat pengiriman sudah saya sampaikan bahwa isi paket buah manggis.

Pegawai Wahana mengatakan paket terlambat diantarkan karena kertas alamat hilang saat pengantaran barang dari kantor Jakarta 2 ke Jakarta 4. Tapi pihak Wahana tidak meminta maaf dan menolak bertanggung jawab atas kerusakan isi paket. Saya ingin tahu bagaimana kertas yang ditempel itu bisa hilang. Mengecewakan sekali.

 

Janarius Sandy

Bandar Lampung

 


 

Asuransi Jiwa Bumiputera Mengecewakan

SAYA nasabah Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera di Surabaya dengan nomor polis 213101203768 yang kecewa. Kekecewaan saya bermula ketika saya ingin berhenti sebagai nasabah sekaligus mencairkan klaim asuransi. Untuk mewujudkan niat tersebut, saya mendatangi kantor Asuransi Bumiputera di Jalan Ahmad Yani, Surabaya, dengan membawa semua berkas dan bukti pembayaran pada 24 Januari 2018. Berkas tersebut diterima Dewi Risriawati.

Anehnya, hingga 2019, klaim asuransi saya tidak mendapat tanggapan sama sekali. Bahkan saya tidak pernah dihubungi pihak asuransi. Niat saya berhenti menjadi nasabah Asuransi Bumiputera bermula dari informasi yang saya peroleh dari seorang kawan yang mengetahui kondisi perusahaan tersebut. Dia menyarankan saya agar tidak lanjut menjadi nasabah karena di tubuh perusahaan ada yang tak beres. Informasi tersebut ada benarnya kalau dihubungkan dengan soal penagihan dan teguran manakala saya terlambat membayar polis.

Saya berharap, melalui surat ini, Asuransi Bumiputera memberikan perha­tian terhadap keluhan ini. Selama ini, berkali-kali mendatangi kantor Asuransi Bumiputera untuk menyampaikan klaim, saya selalu diminta menghubungi call centre (021) 7205358 atau 72791721. Namun nomor itu sulit dihubungi karena selalu ada nada sibuk. Sekali lagi, saya meminta perhatian pemimpin Asuransi Bumiputera.

 

Sumadi

Sidoarjo, Jawa Timur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus