ISNI seorang gadis berusia 23 tahun. Berat badannya 54 kg dengan
tinggi 155 cm. Idealnya untuk imbangan tinggi dan berat badan,
ia harus menambah tinggi sekitar 9 cm lagi.
Kemudian Isni terkesima melihat iklan dengan kalimat yang
bertanya "apakah anda ingin tinggi." Hatinya bagaikan tertusuk
dengan kalimat lain "apakah anda termasuk orang yang berbadan
pendek." Mahasiswi IKIP ini kemudian terbujuk dengan kalimat
berikutnya yang berbunyi "sekarang dengan mudah anda dapat
menambah tinggi badan anda dalam waktu yang singkat, dengan
pertolongan penemuan baru alamiah Ortopedi yang ajaib dan
mengberankan."
V-O Apparatus
Isni kemudian mengirimkan poswesel ke alamat tersebut dengan
jumlah uang Rp 500. Ini untuk ongkos prospektus, yang kemudian
dikirimkan beserta dengan sebuah tawaran untuk mengirimkan lagi
Rp 5.000. Dengan jumlah terakhir itu Isni menerima sebuah paket
yang setelah dibuka berisi beberapa lembar petunjuk yang dicetak
rapi dan sebuah alat peninggi badan yang disebut V-O Apparatus.
V-O Apparatus berarti pembuka ruas-ruas tulang belakang.
Peralatan itu terdiri dari seutas tambang plastik dan di
tengahnya diikatkan sebuah gelang dari kain blacu. Ada pula dua
buah bandul yang nanti akan digerakkan turun-naik, dan semua
peralatan itu dicangkolkan pada kosen pintu atau tempat yang
sesuai.
Si pemakai harus memasukkan gelang blacu itu di lehernya
sementara kedua tangannya dimasukkan ke dalam gelang dari kawat
di kedua ujung, langsung menaik-turunkan tubuh dengan imbangan
kedua bandul, macam orang main ringen. Latihan ini paling tidak
harus dilakukan 15 menit dan sebaiknya dikerjakan di saat
matahari akan terbit dan matahari akan tenggelam.
Berhasilkan Isni? Dia dengan patuh telah mengikuti petunjuk
selama 5 bulan. "Tapi kayaknya, tingginya tetap saja," ujar
adiknya. Karena bukan saja Isni membeli atau mengirim uang lewat
kursus tinggi Ortopedi, tapi dia juga telah membeli alat yang
bisa menambah tinggi badan dari Jepang. Nama alat itu body
beightener, alat peninggi badan, ciptaan dr. Yamaguchi I Jero.
Harga alat Yamaguchi di beberapa toko Rp 12.500. Terdiri dari
dua buah logam yang berbentuk setengah silinder sepanjang
telapak kaki. Masukkan baterei dan bagaikan mainan anak-anak,
alat itu kemudian bergetar. Letakkan di kaki selama 30 detik
dalam posisi duduk, setelah itu alat harus dipakai secara
berdiri dan jalan selama 120 detik.
Alat ini harus dipakai terus sampai mencapai tinggi badan yang
diinginkan. Dalam tabel ada ditulis bahwa bagi mereka yang
usianya masih di bawah 18 tahun, kalau memakai alat Yamaguchi,
tingginya kemungkinan bisa sampai 19 cm untuk setahun pakai.
Yamaguchi memberikan maksimum umur sampai 35 tahun, dengan
kemungkinan pertambahan tinggi tubuh sebanyak 4 cm selama
pemakaian alatnya satu tahun.
Kembali pada Isni. Biarpun sang ayah tidak melarang tapi tetap
kurang percaya akan kemanjuran alat itu. Sebab untuk "berenang
atau main restok saja, seorang berhasil bertambah tinggi satu
atau dua cm. Ini saya percaya, tapi kalau sampai 16 cm seperti
Ortopedi, wah!" ujar ayah Isni.
Kursus Ortopedi dibuka sejak 1970. Pencetusnya tentu saja Basuki
sendiri yang berumur 34 tahun. Dalam prospektusnya yang penuh
anjuran dan pujian untuk ortopedinya ini dikatakan "kami
menerima ilham dari Tuhan Yang Maha Esa" sehingga menemukan dan
mengembangkan kursus tertulis ini.
Berbicara tentang ilham, nyatanya Basuki tidak beranjak jauh
dari ayahnya yang bernama Arymurthy, yang sering muncul di teve.
Siapa Arymurthy?
Dia kini menjabat Direktur Direktorat Pembinaan Penghayatan
Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Pada 1979 ini, Basuki telah memiliki rumah sendiri di Cipete,
mempekerjakan seorang sekretaris, 2 tenaga administrasi, 2
petugas luar dan sekitar 7.000 orang yang telah mengirim wesel
dan giro pos ke alamat Basuki. Suwarjono alias Joni yang telah
bekerja selama 7 bulan di situ bahkan mengatakan bahwa
majikannya memperkirakan pengikutnya akan mencapai 5 juta orang
sebagai target. Kini rata-rata mereka menerima 75 pucuk surat
tiap hari. "tetapi kami belum betul-betul kewalahan
melayaninya," ujar si Joni.
Orang Top
"Dan ortopedi itu singkatan kok," ujar Joni. Dalam prospektus
memang ada disebutkan, bahwa OR untuk singkatan orang, TOP ya
untuk top (bahasa Inggeris) dan EDI artinya edi dalam bahasa
Jawa berarti indah. Arti seluruhnya: "orang yang berhasil
mencapai titik puncak ketinggian badan dan menampakkan
keindahan."
Lewat alat ortopedi yang dipercaya "bisa memperpanjang tubuh
dengan memperpanjang tulang (ditarik)." Sedangkan alat
Yamaguchi lewat "rangsangan kelenjar pituary agar mengeluarkan
hormon yang meninggikan badan." Dan betulkah semua itu bisa
berhasil? "Nonsens," ujar dr. Kartono Mohamad (lihat box).
Tulis Basuki lagi: "Yang dirasakan para murid adalah rasa
pegal-pegal (kaku-kaku) di badan yang umum dialami oleh
orang-orang yang jarang olahraga." Kalau gelang blacu
dilingkarkan di leher, bukankah nantinya leher si pemakai akan
seperti leher bangau? "V-O Apparatus tidak berfungsi untuk
memanjangkan leher para murid," tulisnya lagi. Tambahnya lagi:
"Kalau rajin, dalam tempo 3 bulan ditanggung bertambah tinggi."
Basuki hanya bersedia diwawancarai secara tertulis. Tanya jawab
dengan TEMPO berlangsung selama 4 jam. Joni harus membawa kertas
pertanyaan ke dalam kamar di mana Basuki berada jawaban keluar
lagi dengan tik-tikan yang sebelum diberikan kepada TEMPO masih
harus difotokopi dulu. Basuki yang kabarnya orangnya cukup
ngganteng dan tidak pendek -- juga menolak untuk dipotret. Lewat
Joni, Basuki berpesan: "Nanti saya kirim foto saya kalau saya
sudah potret di foto studio." Ulahnya ini mungkin juga berdasar
wangsit.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini