SUATU hari, di musim dingin, mobil Thunderbird yang dikendarai
Robert Wanrooy menabrak pohon di tepi jalan dekat Kota
Antwerpen, Belgia. Kejadian tersebut membuat Wanrooy luka berat
-- terutama di bagian kepala -- dan mengalami beberapa kali mati
klinis. Harapan untuk hidup sangat tipis. Kalau pun tertolong,
menurut dokter yang merawatnya, orang yang selalu gelisah dan
berganti-ganti pekerjaan tersebut paling tidak harus terbaring
di rumahsakit selama 6 - 7 bulan.
Tapi aneh. Mendadak, seminggu setelah naas menimpanya, Wanrooy
bangun dari tempat tidur dalam keadaan segar bugar. Lebih aneh,
selepas dari maut, orang Belgia tersebut mempunyai kepandaian
istimewa: mampu menyembuhkan berbagai penyakit hanya dengan
menyentuh tubuh si sakit. Bahkan, bila pasiennya berada di
tempat yang jauh, "dukun Belgia" itu dapat membereskannya hanya
dengan meraba foto si penderita.
Ilmu gaib Wanrooy tersiar di dalam dan di luar negerinya sejak
ia lolos dari kematian delapan tahun yang lalu. Karena keajaiban
yang dimilikinya itulah Wanrooy, 48 tahun, diundang ke mari oleh
LPI (Lembaga Parapsikologi Indonesia). Dan 3 September lalu ia
berceramah tentang ilmu gaibnya di Bali Room Hotel
Indonesia-Sheraton, Jakarta.
Sebagai pengantar, LPI menguraikan apa dan siapa Wanrooy,
termasuk prestasinya mampu menyembuhkan berbagai penyakit.
Bahkan 10 dari 80 macam penyakit kanker dapat disembuhkannya.
Atau 32 dari 37 pasangan suami-istri mandul dapat disuburkannya.
LPI sendiri baru berdiri pertengahan Agustus lalu dan merupakan
salah satu bagian dari ahli-ahli ramal, pengobatan jarak jauh,
hipnotis, akupuntur, metafisika dan sebangsanya yang berhimpun
dalam Yayasan Parapsikologi. Anggotanya sekitar 150 orang dan
ada di antaranya 15 dokter terkenal yang mempunyai keahlian di
bidang psikiatri, neurologi, dan psikologi. LPI berkantor di
rumah Lukita Purnamasari d/a Baby Huwae, bekas bintang film,
sekarang peramal nasib yang sering dikunjungi kalangan atas.
Dari LPI dapat digali banyak cerita aneh-aneh -- baik dari dalam
maupun luar negeri. Sekretaris Umum LPI Nyonya T. Syaraswati
Arif, psikolog tamatan UI, pernah kedatangan seorang ibu berusia
lanjut. Ibu tersebut mengeluh karena dirinya dianggap gila oleh
orang-orang di sekitarnya. Karena sering kelihatan ngomong
sendirian tak keruan. Padahal, seperti dimaklumi Nyonya
Syaraswati, sang ibu tersebut memang punya kepandaian berbicara
dengan makhluk halus yang tak mungkin dipahami orang lain.
Orang yang memiliki kelebihan seperti itu, menurut psikolog yang
pernah mendapat pendidikan khusus di Parapsychology Institute
Univ. Utrecht di Negeri Belanda selama dua tahun itu, disebut
paranost. Dan orang semacam itu, menurut Ketua LPI dr. A.J.
Hukom, psikiater dari RS Cipto Mangunkusumo (Jakarta), juga ada
yang mempunyai keahlian mengobati macam-macam penyakit. Seorang
paranormal, katanya, dapat menyembuhkan luka hanya dengan
mengusapnya saja. "Secara medis," kata dokter ini, "hal itu tak
dapat diterima -- tapi dengan parapsikologi dapat."
Guncangan
Mengapa? Inilah repotnya: "Parapsikologi mencakup hal-hal yang
belum bisa diterangkan dengan kaidah kehidupan sehari-hari --
dimensinya berbeda," kata Hukom yang suka menghipnotis
pasiennya. "Dan biasanya," sambung Nyonya Syaraswati, "para
paranost sebelumnya pernah mempunyai pengalaman yang traumatis."
Seperti Wanrooy, misalnya, Ketua LPI Baby Huwae juga pernah
mengalami "guncangan", dan mati klinis ketika mengandung anaknya
yang terkecil, sebelum menjadi paranormal seperti sekarang.
Paranormal yang lain adalah Nyonya Tien Fuad Muntaco, orang
Jakarta, yang bergelar Pangrukti Adji. Sudah lama ia menyatakan
dirinya mendapat anugerah Tuhan berupa Nui Illahi sehingga dapat
berhubungan dan berbicara dengan para wali Dengan keahliannya
tersebut belakangan ini Pangrukti Adji menyampaikan "tuntunan"
Kanjeng Sunan Kalijaga kepada sutradara terkenal, Sjuman Djaya,
yang hendak memfilmkan sejarah sang wali. Bahkan menuntunnya
pula memilih Roy Marten sebagai salah seorang pemeran.
Maka hebohlah. Dan berangkat dari situ seorang peneliti dari
Semarang, Amen Budiman, mengambil kesempatan. Diselenggarakanlah
sarasehan, 4 September lalu di Wisma Pancasila (Semarang),
dengan judul "Penelitian Sejarah Waliallah. Dengan Hampiran
Inkonvensional". Yang hadir lumayan: kalangan ahli sejarah,
penghayat kepercayaan, ulama dan peminat dari Yogya, Sala,
Kudus, Demak, Salatiga dan Surabaya.
Pangrukti Adji, Sjuman Djaya dan Masagung juga diundang. Tapi
mereka tak sempat hadir. Pangrukti Adji mengirimkan sambutan
tertulisnya yang dibacakan oleh Robin Saragu. Orang ini dari
Yayasan Jalan Terang. Dan Yayasan itulah, melalui PT Sembilan
Wali, yang hendak mengangkat cerita-cerita Walisanga ke layar
perak.
Amen Budiman, satu-satunya pemrasaran dalam sarasehm tersebut,
mengetengahkan kemungkinan penggunaan metode kebatinan untuk
menyusun suatu sejarah seperti yang dilakukan Pangrukti Adji
dengan sejarah para walinya. Disebutnya sebagai "metodologi
inkonvensional". Alasannya, biografi para wali simpang-siur,
banyak dibumbui dengan dongeng.
Roh Nyasar
Mengundang roh agar menuturkan sendiri riwayat hidupnya, "untuk
mencari kebenaran baik untuk kepentingan sejarah atau lainnya,
sudah berkembang sejak dulu kala ...," begitu kata Amen.
Berbagai kisah diceritakan Amen. Namun ada yang diragukannya
sendiri. apakah roh yang datang memenuhi panggilan, seperti
Sunan Kalijaga yang bercerita kepada Pangrukti Adji, bukan "roh
nyasar"? "Saya sendiri mempertanyakan " kata Amen.
Sarasehan jadi hangat ketika hadirin angkat bicara keras.
Seperti yang diucapkan Sunarto, dosen Fak. Sastra dan Budaya
Universitas Diponegoro. Benarkah yang memberi dawuh kepada
Pangrukti Adji itu roh wali? "Janganjangan setan!" katanya.
Kalau penelitian cara kebatinan dibenarkan, katanya pula,
mahasiswa jurusan sejarah akan berkecil hati -- apa gunanya ahli
sejarah?
Memang repot. Sarjana-sarjana Fak. Psikologi UI belum ingin
banyak komentar. "Ah, itu sesuatu yang baru, belum ada ahlinya,"
kata seorang psikolog senior. Dan Dekan Fak. Psikologi UI, Prof.
Dr. Saparinah Sadli, juga menyatakan "belum tahu banyak" tentang
hal-hal gaib. Itulah sebabnya fakultasnya hendak mengundang juga
Robert Wanrooy berceramah.
Bagaimana pendapat Wanrooy tentang kolega paranormal di sini?
"Di Indonesia banyak yang lebih bisa dari saya," kata Wanrooy
"Negeri kita memang merupakan gudang fenomena paranormal,"
ungkap Syaraswati.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini