Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ramadhan

Agama adalah Cinta

Narasi besar keagamaan kita ialah cinta, kasih sayang.

19 Mei 2018 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Agama adalah Cinta

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

M. Alfan Alfian
Anggota Lembaga Hikmah dan Kebijakan Publik PP Muhammadiyah

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Narasi besar keagamaan kita ialah cinta, kasih sayang. Kendati demikian, agama seringkali menjumpai wajah-wajah pemeluknya tidak dalam suasana kasih sayang, melainkan kekerasan dan rusak-rusakan. Agama dibawa lari oleh teroris bertindak keji di luar perikemanusiaan. Karena agama jelas tidak mengajarkan kekejian, pastilah teroris itu sangat tidak memahami hakikat rahmatan lil alamin. Islam yang seharusnya dipakai sebagai dasar mewujudkan perdamaian, ketenteraman, dan kesejahteraan, malah dibajaknya untuk menebar ketakutan dan berbuat kerusakan. Paradoks ini sangat menyedihkan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Pada bulan suci Ramadan ini, semua pihak mengingatkan hakikat Islam sebagai agama kasih sayang, justru karena begitu banyaknya janji Tuhan akan ampunan-Nya. Islam menegaskan bahwa Tuhan itu Maha Rahman, Maha Rahim. Kasih sayangnya tiada terkira. Kita semua diminta bersyukur dan terus bersyukur atas segala rupa karunia-Nya. Siapa yang pandai bersyukur, maka rahmat-Nya akan terus dilimpahkan. Yang ingkar akan berhadapan dengan janji-Nya, bahwa "azab-Nya amat pedih".

Dalam sebuah tulisannya berjudul Agama ialah Cinta, Buya Hamka mencatat, "Selain dari mengikuti apa yang diperintahkan dan menghentikan apa yang dilarang, karena ingin dimasukkan ke dalam surga dan takut akan dibenamkan ke dalam neraka, maka puncak tertinggi dari pandangan hidup seorang muslim adalah cinta". Dalam konteks ini, menarik untuk menggali lebih dalam pandangan Hamka tersebut. Kalau "puncak tertinggi dari pandangan hidup seorang muslim adalah cinta", seluruh umat Islam dituntut mampu mengekspresikannya ke segenap dimensi kehidupan.

Memang, dalam konteks ini, cinta yang dimaksudkan pertama-tama dan yang paling utama, "terkumpul pada suatu puncak", yaitu cinta kepada Allah. Hamka mencatat, "Supaya hubungan mesra di antara insan sebagai hamba dengan Allah sebagai Tuhan, Tuhan mengutus Rasul-Nya Muhammad SAW menjadi petunjuk jalan". Hal itu selaras dengan QS Ali Imron [3]:31, "Katakan, jika kamu mencintai Allah, maka ikutilah aku (Muhammad), niscaya kamu akan dicintai pula oleh Allah, dan diampuni-Nya dosamu". Karena itu, "dengan sendirinya timbul pulalah cinta kepada Muhammad dalam rangka cinta besar kepada Allah". Namun, "cinta kepada Allah dan Rasul itu bukanlah berarti dengan sekaligus, apriori, kita benci dengan yang lain." Bahkan, "seluruh alam ini pun", catat Hamka, "kita cintai di dalam cinta kepada Allah".

Al-Quran mengajarkan agar kasih sayang Tuhan dapat mewujud pada diri setiap manusia agar semuanya menghargai kehidupan. Dalam QS Al Maidah [5]:32 ditegaskan, "Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barang siapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya."

Salah satu manifestasi "agama ialah cinta" terkait erat dengan sikap dan tindakan antikekerasan. Sebaliknya, yang mengemuka ialah sikap dan tindakan nyata dalam menghargai kehidupan, mengingat adanya nilai yang sangat tinggi bagi para pemelihara kehidupan. Marilah kita catat pesan-pesan di atas agar kita senantiasa diberi kekuatan untuk mampu merefleksikan hakikat "agama ialah cinta" ke tengah kehidupan yang kompleks dan dinamis ini. Wallahualam.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus