Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

'Iron Man' Bawah Laut

23 Juni 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sepintas baju besi ini mirip milik Tony Stark, tokoh superhero dalam film Iron Man. Baju berbahan aluminium ini juga membungkus seluruh tubuh, membuat penampilan pemakainya seperti robot. Namun, sementara Iron Man bisa terbang, baju yang diberi nama Exosuit ini khusus dirancang untuk penyelaman dengan kedalaman mencapai 300 meter di bawah permukaan laut.

Uji coba keandalan Exosuit telah dilakukan di Woods Hole Oceanographic Institution (WHOI) Massachusetts, April lalu. Pengujian itu untuk memastikan kesiapannya menjalankan misi menggali harta karun kapal karam Romawi kuno di Laut Aegea di dekat Pulau Antikythera, Yunani, September mendatang.

Brendan Foley, direktur operasional lapangan dari WHOI, mengatakan ekspedisi menggunakan Exosuit bukan tanpa risiko karena baju itu masih eksperimen. Kedalaman laut membatasi penyelam karena risiko bahaya dekompresi atau lokasinya yang berbahaya. ”Jika menggunakan Exosuit, waktu penyelaman hampir tak terbatas,” kata Foley.

Menurut Phil Short, penyelam dalam misi ini, baju selam seharga US$ 1,5 juta (sekitar Rp 17,8 miliar) itu pada dasarnya berfungsi seperti kapal selam. Menurut dia, tekanan udara di dalam baju tidak berbeda dengan berada di kapal selam atau udara segar. ”Kami bisa menghabiskan waktu lima jam di dasar laut dan langsung kembali ke permukaan tanpa mengalami dekompresi.”

Short mengatakan baju ini dilengkapi slang dan kabel yang terhubung dengan kapal untuk memberi pasokan oksigen sekaligus menyedot karbon dioksida beracun dari napas penyelam. Saluran udara ini memberi dukungan selama 50 jam. Sedangkan kabelnya bisa untuk mengirim data, suara, dan video. Exosuit juga dilengkapi kamera dan sonar untuk memindai suatu daerah.

Misi kali ini merupakan eksplorasi yang ketiga terhadap kapal karam di Kepulauan Antikythera, yang kedalamannya mencapai 120 meter. Penyelaman pertama dilakukan nelayan Yunani, yang menemukan kapal karam itu pada Oktober 1900. Para nelayan hanya bertahan lima menit di dasar laut sebelum naik. Terbukti beberapa penyelam mengalami kelumpuhan dan satu penyelam meninggal karena dekompresi.

Dalam eksplorasi kedua pada 1976, penjelajah bawah air Jacques Cousteau memimpin ekspedisi penyelaman ke kapal karam itu. Mereka hanya bisa bertahan di lokasi selama 10 menit. Saat itu Cousteau menggunakan sistem vakum untuk menyedot harta karun di kapal tersebut, yang berisiko merusak artefak yang rapuh dimakan usia.

Namun, sebelum melakukan misi eksplorasi kapal di Yunani, Exosuit akan menjalani misi ilmiah yang pertama bulan depan. Tim dari American Museum of Natural History berencana menggunakan baju selam buatan perusahaan robot laut Nuytco Research, Vancouver, Kanada, itu untuk mencari organisme bercahaya di lepas pantai utara Amerika Serikat.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus