Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - NASA meluncurkan dua wahana antariksa ke luar angkasa dengan roket SpaceX Falcon 9. Kedua wahana, yang masing-masing adalah teleskop luar angkasa SPHEREx dan misi matahari PUNCH, diluncurkan dari Pangkalan Angkatan Luar Angkasa Vandenberg, California, pada Selasa, 11 Maret 2025, pukul 23.10 waktu setempat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peluncuran ini beberapa kali tertunda akibat berbagai kendala, termasuk kebakaran hutan di California yang berdampak terhadap anggota tim dalam misi.” Rasanya luar biasa bisa melihat SPHEREx berada di luar angkasa,” kata Farah Alibay, insinyur sistem penerbangan utama untuk SPHEREx dari Jet Propulsion Laboratory NASA di California Selatan, dikutip dari Space.com pada Rabu, 12 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Teleskop luar angkasa SPHEREx, kependekan dari Spectro-Photometer for the History of the Universe, Epoch of Reionization, and Ices Explorer, dirancang untuk memetakan seluruh langit dalam 102 warna inframerah. Instrumen ini membantu ilmuwan memahami sejarah alam semesta, termasuk proses reionisasi dan distribusi es di ruang angkasa.
“Kami secara harfiah memetakan seluruh langit dengan 102 warna inframerah untuk pertama kalinya dalam sejarah umat manusia,” kata Nicky Fox, administrator asosiasi Direktorat Misi Sains NASA, dalam konferensi pers pada 31 Januari lalu.
SPHEREx akan berada di orbit polar yang sinkron dengan matahari, yang berarti posisinya relatif terhadap matahari tetap konstan. Orbit ini penting untuk melindungi teleskop dari panas matahari yang dapat mengganggu pengamatan inframerah.
Adapun misi PUNCH atau Polarimeter to Unify the Corona and Heliosphere difokuskan untuk meneliti proses transisi atmosfer luar matahari atau korona menjadi angin matahari. PUNCH terdiri dari empat satelit kecil. Tiga di antaranya merupakan pencitra bidang luas, sedangkan satu lainnya pencitra bidang sempit.
Craig DeForest, peneliti utama PUNCH dari Southwest Research Institute, mengatakan timnya membutuhkan dua jenis instrumen. “Satu untuk melihat bagian terang dekat matahari, dan satu lagi untuk melihat bagian yang lebih redup di kejauhan,” ujarnya pada 4 Februari 2025.
Satelit PUNCH akan berada di orbit sinkron matahari dekat garis siang-malam Bumi dan selalu berada di bawah sinar matahari. Data dari misi ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman tentang dinamika angin matahari. Fungsi lainnya untuk memprediksi cuaca luar angkasa yang berpengaruh terhadap sistem komunikasi serta jaringan listrik di Bumi.
Pilihan Editor: Manfaat Kesehatan Puasa Ramadan dari Perspektif Medis dan Ilmiah