Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum 2006, para astronom dunia telah resmi menyatakan bahwa hanya terdapat delapan planet dalam sistem tata surya kita. Dilansir dari Koran Tempo edisi 26 Agustus 2006, sidang Majelis Umum Uni Astronomi Internasional Keenam pada Kamis, 24 Agustus 2006, telah memutuskan untuk mengubah status Pluto sebagai planet kerdil. Mengapa astronom mengubah status Pluto?
Awal mula ditemukannya Pluto
Pada awal abad ke-20, seorang astronom asal Amerika bernama Percival Lowell memulai pencarian planet di luar Neptunus. Dilansir dari EarthSky, Lowell mengatakan bahwa ia sedang mencari Planet X.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lowell merasa bahwa Planet X yang tak terlihat ini memengaruhi bentuk orbit Uranus dan Neptunus. Ia mencari dari tahun 1905 hingga kematiannya pada tahun 1916. Namun, ia tidak pernah menemukan planet ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kemudian pada tahun 1929, observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, Amerika melanjutkan pencarian Planet X. Mereka mempekerjakan Clyde W. Setelah satu tahun bekerja di malam hari, Tombaugh menemukan sebuah objek yang orbitnya menunjukkan bahwa objek tersebut lebih jauh daripada Neptunus, tetapi jauh lebih dekat dengan kita daripada bintang-bintang. Objek itu adalah objek yang sekarang dikenal sebagai Pluto.
Setahun kemudian, 1 Mei 1930, Venetia Burney, bocah berusia 11 tahun di Oxford, Inggris, mengusulkan sebuah nama. Dialah yang mengusulkan nama Pluto untuk sebuah dunia kecil di bagian terluar tata surya kita.
Kenapa astronom mengubah status Pluto?
Menurut Koran Tempo edisi 26 Agustus 2006, sidang Uni Astronomi Internasional tersebut memutuskan untuk mengubah status Pluto karena profil orbitnya memotong bidang orbit Neptunus atau tak berada di dalam piringan yang sama dengan bidang orbit planet lain.
Sedangkan, dikutip dari Space.com, para astronom sebelumnya mengira Pluto adalah objek unik di Sabuk Kuiper. Namun setelah para astronom menemukan lebih banyak lagi tentang Sabuk Kuiper (dan sabuk asteroid di antara Mars dan Jupiter), mereka mengetahui jika ada banyak sekali objek yang mirip dengan Pluto.
Pluto lebih mirip dengan objek-objek baru yang ditemukan ini daripada planet-planet lainnya. Dengan begitu, para astronom harus lebih spesifik lagi dalam mendefinisikan apa yang dimaksud dengan kata "planet".
Ada tiga aturan yang dibuat oleh para astronom dari Uni Astronomi Internasional untuk mendefinisikan sebuah planet.
Pertama, objek tersebut harus mengorbit matahari. Kedua, objek tersebut harus cukup masif sehingga berbentuk bulat. Ketiga, objek tersebut harus membersihkan orbitnya dari objek-objek lain yang massanya sebanding dengan massa objek tersebut (artinya, objek tersebut harus memiliki gaya gravitasi yang dominan di orbitnya). Pluto memenuhi dua kriteria pertama, tetapi tidak memenuhi kriteria ketiga.
Pilihan editor : Cerita Planet Pluto Mendapatkan Namanya dari Bocah 11 Tahun di 1 Mei 1930
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu