Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bengkulu - Sebanyak 99 butir telur penyu sisik (Eretmochelys imbricata) menetas menjadi tukik di lokasi penangkaran sederhana yang dirancang Komunitas Lestari Alam Laut untuk Negeri (Latun) Bengkulu di Pulau Tikus, Kota Bengkulu.
Baca: Jumlah Penyu di Perairan Sumatera Barat Mencapai 30 Ribu Ekor
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ada 99 ekor yang menetas dari 120 telur yang dieramkan di penangkaran di Pulau Tikus," kata Koordinator Latun Ari Anggoro di Bengkulu, Senin, 26 Maret 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ia mengatakan puluhan tukik atau anak penyu tersebut ditangkarkan bersama petugas menara suar Pulau Tikus dan para nelayan yang bermukim di pulau kecil tersebut.
Untuk mengamankan telur-telur penyu yang terdapat di pulau itu, Latun membentuk satuan tugas (satgas) pengamanan dan penangkaran penyu di Pulau Tikus.
"Selama ini telur-telur penyu yang ada di pulau itu sering diambil dan dijual oleh orang-orang yang menemukan pertama kali," ucapnya.
Saat ini lanjut dia, anggota Latun Bengkulu sedang membangun area penangkaran penyu di kawasan Tapak Paderi, Kota Bengkulu.
Ada dua sarang pengeraman dan satu bak pembesaran yang sudah dibangun oleh komunitas untuk menampung telur-telur penyu dari berbagai wilayah pesisir di Bengkulu.
Selama ini, kata Ari, sejumlah warga secara swadaya menyelamatkan telur-telur penyu, namun mereka tidak memiliki tempat penangkaran, terutama untuk pembesaran anak penyu sebelum dilepasliarkan ke habitatnya.
"Karena itu, bersama para relawan kami membuat penangkaran sederhana dan dibuka untuk menjadi wisata edukasi kemaritiman," katanya.
Baca: Perampok Telur Penyu Beraksi di Pulau Sangalaki
Puluhan telur penyu yang menetas itu telah dibawa ke lokasi pembesaran di Tapak Paderi dan segera dilepasliarkan ke habitatnya.