Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BILA setelah minum susu segar Anda malah sakit, bisa jadi itu akibat keracunan. Susu merupakan minuman dengan kandungan gizi tinggi, karena itu sangat mudah dirusak mikroorganisme. Maka susu yang baik adalah yang mengandung sedikit bakteri, tidak mengandung spora mikroba patogen, tapi rasanya tetap enak.
Agar tak mudah rusak, mikroorganisme jahat atau negatif, seperti bakteri coliform, harus dimatikan. Laban elektrik buatan Hadi Apriliawan dapat jadi jalan keluar. Alat pengolah susu (pasteurisasi) buatan mahasiswa Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya itu bekerja dengan sistem kejut listrik tegangan tinggi (pulsed electric field).
Menurut Hadi, untuk mengolah susu biasanya digunakan metode termal, yaitu dengan memanaskan susu antara 60 dan 100 derajat Celsius. Proses ini dapat memperpanjang umur simpan karena menonaktifkan enzim dan menekan jumlah mikroorganisme. Namun ada kelemahannya, yaitu melarutnya mineral, kalsium, dan fosfor sehingga merusak protein susu; berkurangnya pembentukan krim; serta berubahnya keseimbangan ion hidrogen. ”Bakteri yang baik juga bisa terbunuh,” kata Hadi.
Bila menggunakan cara kejut listrik tegangan tinggi, menurut Hadi, yang mati hanya mikroorganisme negatif. Ini akibat terjadinya aktivitas metabolisme yang sudah tidak normal sehingga mengganggu kerja dan fungsi fisiologis sel. ”Itu dipengaruhi kerusakan struktur sel lainnya, seperti rusaknya membran sitoplasma sel,” ujar Hadi.
Laban elektrik mempunyai empat komponen utama: pembangkit tegangan tinggi, tangki bahan (food tank), ruang perlakuan, dan meja penyangga. Kerjanya cukup sederhana. Setelah susu dimasukkan ke dalam tangki bahan, laban elektrik disetel pada tegangan 20-80 kilovolt dan dinyalakan dalam hitungan detik. Semakin tinggi tegangan, prosesnya semakin cepat. Setelah alat dimatikan, susu dikeluarkan melalui tempat pengeluaran yang steril.
Hasilnya, dari satu liter susu yang mengandung sekitar 40 persen bakteri jahat berkurang tinggal lima persen. Maka susu segar yang kadang basi dalam dua hari bisa bertahan dua kali lebih lama. Bahkan hingga sepekan bila dimasukkan ke lemari pendingin.
Walau memakai nama ”laban” yang berarti susu, alat ini bisa dipakai untuk mengolah minuman atau makanan. ”Yang penting berbentuk cair,” kata Hadi. Saat ini dia masih menyempurnakan beberapa bagian, seperti tabung. Namun laban yang mulai digarap sejak pertengahan tahun lalu itu sudah dapat diproduksi secara massal untuk skala rumah tangga.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo