Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Ahli Gizi UGM Tegaskan Susu Beruang Bukan Obat Covid-19

Ahli gizi UGM Rahadyana Muslichah menegaskan susu beruang yang kini diburu banyak orang bukanlah obat Covid-19.

6 Juli 2021 | 19.05 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Susu Bear Brand. Tokopedia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Sedang ramai menjadi perbincangan hangat mengenai susu beruang yang dapat mengobati penyakit yang diakibatkan oleh virus COVID-19.

Berawal dari keputusan pemerintah untuk melakukan PPKM darurat, kemudian beredar video unggahan yang memperlihatkan pengunjung toko berebut susu beruang. Terjadinya panic buying ini disebabkan karena sebagian masyarakat berasumsi bahwa susu beruang dapat mencegah terpapar COVID-19 dan menyembuhkan diri dari paparan tersebut.

Asumsi tersebut dikarenakan gizi yang terkandung dalam produk tersebut dianggap dapat meningkatkan imunitas tubuh. Namun, hal tersebut dibantah oleh para ahli. Salah satunya oleh Rahadyana Muslichah, dosen Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM.  

Rahadyana menyatakan bahwa rumor yang beredar mengenai susu beruang dapat menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh COVID-19 itu tidak benar. "Jadi, klaim susu beruang bisa menyembuhkan Covid-19 itu tidak benar," kata Rahadyana seperti dikutip Tempo dari laman UGM, Selasa 6 Juli 2021.

Oleh karena itu, dengan tegas, Rahadyana menyatakan bahwa susu beruang tidak bisa mengobati penyakit yang disebabkan oleh virus COVID-19. Apalagi, belum ada penelitian yang dapat membuktikan bahwa susu ini dapat menangkal dan mengobati COVID-19.  

Lebih lanjut, ia membandingkan kandungan gizi antara produk susu biasa dengan susu beruang. Dalam temuannya, ia menyatakan bahwa produk susu biasa mengandung gizi karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. "Susu beruang hanya mengandung makronutrien, seperti karbohidrat, protein, dan lemak," ucapnya.

Susu beruang hanya memiliki kandungan gizi yang lebih sedikit karena merupakan produk susu murni yang mengandung 100% susu sapi.

Berbeda dengan produk susu biasa yang telah dilakukan fortifikasi atau diperkaya dengan berbagai macam zat gizi lain seperti vitamin dan mineral. Dengan demikian, susu beruang tidak memiliki perbedaan yang sangat berarti dengan produk susu lainnya, melihat dari kandungan gizi yang hampir sama. 

Rahadyana menyatakan bahwa untuk meningkatkan imunitas tubuh, mengonsumsi susu beruang tidaklah cukup. Diperlukan asupan makanan lain yang bergizi untuk meningkatkan imunitas tubuh. Ia menjelaskan asupan-asupan itu utamanya dapat diperoleh dari makanan holistik seperti karbohidrat, protein, sayur, dan buah.

Selain asupan makanan, diperlukan aktivitas fisik yang dapat meningkatkan kebugaran tubuh. Tak hanya itu, ia juga menyarankan masyarakat untuk melakukan pengelolaan stres, sebab stres dapat berdampak pada kesehatan. Tak lupa, ia mengingatkan untuk terus melakukan 5M, yaitu mencuci tangan, menjaga jarak, memakai masker, menjauhi kerumunan, serta membatasi mobilisasi dan interaksi.

JACINDA NUURUN ADDUNYAA

#Jagajarak

#Pakaimasker

#Cucitangan

Baca juga: Viral Rebutan Bear Brand, Nestle: Kami Tak Bisa Menentukan Harga Jual Akhir

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus