LUPAKAN segala macam keyboard, mouse, atau joystick. Perangkat penyalur instruksi ke komputer itu, suatu saat nanti, tak lagi diperlukan. Bermain komputer jadi lebih gampang dan tak perlu belajar. Para ahli dari Amerika, Jepang, dan Eropa memang punya rencana ambisius: membuat komputer yang bisa langsung dikontrol otak. Maka, komputer yang kini dianggap canggih, karena bisa menerima perintah lewat suara, jadi sepele bila dibandingkan dengan mesin yang bakal hadir awal abad ke-21 nanti. Perusahaan chip (sel otak komputer) Fujitsu dari Jepang termasuk salah satu lembaga yang ikut bersaing dalam proyek masa depan itu. Fujitsu merasa komputer mahacanggih ini kelak pasti diperlukan orang. ''Karena selama ini mengoperasikan komputer itu sulit,'' ujar Norio Fujimaki, salah satu ahli dari Fujitsu. Syarat pertama untuk menggunakan komputer generasi saat ini, menurut Fujimaki, orang harus bisa mengetik. Lantas pemakai harus pula hafal dan mematuhi program-program komputer yang disusun secara ketat. ''Kelak, orang cukup berpikir, lalu komputer yang melakukan segalanya,'' kata Fujimaki. Proyek ini agaknya bukan sekadar mimpi kosong. Gejala-gejala sukses telah bermunculan. Sebuah tim dari California, kabarnya, telah berhasil menciptakan komputer, dilengkapi program saraf serta kecerdasan buatan, yang punya akses langsung ke otak. Orang cukup duduk dan memandang ke layar, lalu terjadi peristiwa seperti sulapan, kursor di layar bisa bergerak naik- turun dan ke kanan-kiri, sesuai dengan arah pikiran orang itu. Grup lain dari Boston punya permainan yang tak kalah canggihnya. Seseorang cukup memikirkan serangkaian huruf di depan layar. Tanpa disentuh, dengan jitu komputer mampu memindahkan rangkaian huruf itu ke layar. Kecepatannya membaca pikiran memang masih rendah, baru rata-rata 2,3 huruf per menit. Ahli-ahli dari Nippon Telegraph and Telephone (NTT) bahkan dikabarkan sanggup membuat rangkaian sensor yang bisa menangkap secara cukup akurat isi pikiran orang lewat gelombang otak dan getaran sarafnya. ''Memang belum sempurna. Sebab, getaran dan gelombang itu sangat halus,'' ujar Akira Hiraiwa, ahli komputer dari NTT. Toh dengan sensor-sensor itu, NTT bisa membuat tangan tiruan yang cukup canggih. Sensor-sensor tangan tiruan itu ketika diuji coba dipasang dengan memakai kontak antara ujung jari dan kulit kepala seseorang. Lalu orang itu (dalam percobaan) berpikir akan memegang bola, kemudian menjatuhkannya. Ajaib, lengan buatan itu bisa melakukannya secara sempurna. PTH
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini