Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Apa itu Panel Surya? Begini Cara Kerja Tenaga Surya pada Solar Panel

Tenaga surya yang digunakan untuk panel surya atau solar panel terus dikebangkan untuk energi terbarukan. Bagaimana cara kerjanya?

10 Desember 2023 | 07.01 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Dua orang teknisi memasang solar cell sebagai alternatif pembangkit listrik sumber energi terbarukan di Pantai Ngeden, Gunung Kidul, Yogyakarta, 22 Desember 2023. Tempo/Jati Mahatmaji

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah melakukan pembangunan lampu penerangan jalan berbasis tenaga surya untuk mendorong peningkatan pemanfaatan energi bersih di seluruh wilayah Indonesia. Sampai 2022, Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) yang telah terbangun sebanyak 22.546 atau setara menerangi jalan sepanjang 1.207 km, yang tersebar di 36 provinsi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penggunaan panel surya atau solar panel termasuk terpasang di beberapa ruas jalan tol antara lain jalan tol mulai dari Cawang sampai Cengkareng dan Jalan Tol Bali Mandara.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tenaga surya adalah sumber energi terbarukan dan tak terbatas yang tidak menghasilkan emisi gas rumah kaca yang berbahaya. Selama matahari terus bersinar, energi akan dilepaskan.

Jejak karbon dari panel surya cukup kecil, karena dapat bertahan lebih dari 25 tahun. Ditambah lagi, bahan yang digunakan dalam panel semakin banyak didaur ulang, sehingga jejak karbon akan terus menyusut.

Panel surya sebagai pengaplikasiaan tenaga surya adalah perangkat yang digunakan untuk menyerap sinar matahari dan mengubahnya menjadi listrik atau panas.

Panel surya biasanya terbuat dari silikon, atau bahan semikonduktor lain yang dipasang di bingkai panel logam dengan selubung kaca. Ketika bahan ini terpapar foton sinar matahari (paket energi yang sangat kecil), bahan ini akan melepaskan elektron dan menghasilkan muatan listrik.

Muatan PV ini menciptakan arus listrik (khususnya, arus searah atau DC), yang ditangkap oleh kabel di panel surya. Listrik DC ini kemudian diubah menjadi arus bolak-balik (AC) oleh inverter. AC adalah jenis arus listrik yang digunakan saat Anda mencolokkan peralatan ke stopkontak di dinding.

Sebagian besar sel surya berukuran beberapa sentimeter persegi dan terlindung dari lingkungan oleh lapisan tipis kaca atau plastik transparan. Karena sel surya berukuran 10 × 10 cm (4 × 4 inci) hanya menghasilkan daya listrik sekitar dua watt (15 hingga 20 persen dari energi cahaya yang mengenai permukaannya), sel surya biasanya digabungkan secara seri untuk meningkatkan voltase atau paralel untuk meningkatkan arus.

Sejarah Panel Surya

Energi matahari telah digunakan oleh manusia sejak abad ke-7 SM ketika manusia menggunakan sinar matahari untuk menyalakan api dengan cara memantulkan sinar matahari ke benda-benda yang mengkilap. Kemudian, pada abad ke-3 SM, bangsa Yunani dan Romawi memanfaatkan tenaga surya dengan cermin untuk menyalakan obor untuk upacara keagamaan.

Pada tahun 1839 dan pada usia 19 tahun, fisikawan Prancis Edmond Becquerel menemukan efek fotovoltaik (PV) ketika bereksperimen dengan sel yang terbuat dari elektroda logam dalam larutan penghantar. Dia mencatat bahwa sel tersebut menghasilkan lebih banyak listrik saat terkena cahaya - itu adalah sel fotovoltaik.

Pada tahun 1954, teknologi PV lahir ketika Daryl Chapin, Calvin Fuller, dan Gerald Pearson mengembangkan sel PV silikon di Bell Labs pada 1954 - sel surya pertama yang mampu menyerap dan mengubah cukup banyak energi matahari menjadi tenaga untuk menjalankan peralatan listrik sehari-hari.

Saat ini, satelit, pesawat ruang angkasa yang mengorbit Bumi, diperoleh dari  energi matahari.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus