Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Bagaimana Proses Hujan dari Awan Konvektif?

Awan konvektif mengandung banyak tetesan air yang sangat kecil. Hujan akan turun jika kandungan air dalam awan terlalu banyak

7 Maret 2022 | 18.49 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Awan konvektif cenderung cepat terbentuk di atmosfer. Awan ini mengandung banyak tetesan air yang sangat kecil, seperti dikutip dari Cloud Appreciation Society.  

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Permukaan awan akan menyebarkan sinar matahari. Awan konvektif sering terlihat putih cerah di sisi yang menghadap matahari dan abu-abu gelap di bagian bawah.

Bagaimana proses terjadinya hujan dari awan konvektif?

Mengutip Met Office, awan konvektif merupakan awan yang terbentuk secara konveksi atau proses naiknya udara membawa uap. Konveksi dipengaruhi kondisi hangat permukaan bawah dan temperatur dingin di bagian atas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat cuaca terik temperatur panas di permukaan laut, maka air akan menguap. Uap air berada di tempat yang dingin di atmosfer, kemudian membeku menjadi awan kecil yang terbawa angin. Setelah itu membesar berkumpul dengan awan lainnya, seperti dikutip dari ThoughtCo.

Mengutip dari Cloud Appreciation Society, biasanya konveksi menghasilkan awan tersebab panas matahari. Tapi awan konveksi juga bisa tumbuh bukan karena sinar matahari. Peristiwa itu terjadi ketika udara dingin dari kutub bertabrakan dengan udara hangat dari daerah tropis, sehingga terbentuk awan konvektif yang besar.

Awan konvektif bisa diamati bentuk dan ketinggiannya, cumuliform dan stratiform, dikutip dari situs web University of Hawaii. Awan cumuliform berkembang sebagai akibat dari gerakan vertikal, karena ketakstabilan atmosfer. Contoh awan cumuliform yaitu cumulus, cumulus congestus, dan cumulonimbus.

Awan stratiform berlapis horizontal. Awan ini cenderung menyebar ke daerah yang luas, tampak seperti selimut. Stratiform biasanya terbentuk ketika lapisan udara awan konvektif bertemu dengan awan berlapis yang stabil, kemudian menyebar. Contoh awan stratiform yaitu nimbostratus, stratus, altostratus, cirrostratus, dan cirrus.

Kumulus besar seperti awan cumulonimbus mengandung banyak tetesan air yang sangat kecil. Bagian atasnya berbentuk seperti bunga kol berwarna cerah. Bagian bawah berwarna abu-abu gelap. Hujan akan turun jika kandungan air dalam awan terlalu banyak.

HENDRIK KHOIRUL MUHID

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus