Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kejadian angin kencang bisa dipicu karena sistem awan konvektif. Awan konvektif terbentuk melalui proses naiknya udara hangat karena kurang padat dibandingkan atmosfer di sekitarnya, seperti dikutip dari Met Office. Awan konvektif terbentuk dari penguapan air. Uap yang terperangkap dalam temperatur dingin akan membeku menjadi awan kumulus.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ada empat jenis awan kumulus, yaitu Humilis, mediocris, congestus, dan fractus. Kumulus besar seperti cumulonimbus biasanya memiliki bagian bawah yang gelap, karena membawa banyak air. Jika sudah terlalu berat, air akan jatuh menjadi hujan. Berat air jatuh juga akan mempengaruhi tekanan udara, sehingga menyebabkan angin kencang.
Apa itu awan konvektif?
Mengutip Cloud Appreciation Society, awan konvektif cenderung cepat terbentuk di atmosfer. Awan ini mengandung banyak tetesan air yang sangat kecil. Permukaan awan akan menyebarkan sinar matahari. Awan konvektif sering terlihat putih cerah di sisi yang menghadap matahari dan abu-abu gelap di bagian bawah.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sistem konvektif dan sirkulasi angin skala besar menentukan struktur awan, kelembapan, dan suhu troposfer di daerah tropis yang mempengaruhi iklim, seperti dikutip dari situs web University of Washington.
Mengutip publikasi Jurnal Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, awan konvektif menjadi sistem peringatan dini cuaca buruk jika diamati menggunakan citra dan radar satelit. Lamanya waktu awan konvektif berhubungan dengan kejadian bencana. Adapun pergerakan awan konvektif dihubungkan dengan diseminasi atau sebaran informasi area terkena dampak bencana.
Kumulus merupakan awan konvektif yang berpotensi cukup besar menyebabkan cuaca buruk. Koordinator Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, mengatakan awan konvektif bisa memicu kejadian cuaca ekstrem seperti angin kencang.
HENDRIK KHOIRUL MUHID
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.