MINAT orang untuk bergayut di balon udara tak kunjung mengempis. Walau telah gagal menjadi wahana transportasi, sampai kini balon udara masih diperlakukan sebagai ajang promosi, sarana riset, atau kawan berpetualang di angkasa. Salah satu di atara peminat itu, Larry Newman, milyuner asal Ohio, Amerika, sekarang berambisi untuk memecahkan rekor: keliling dunia nonstop dengan balon udara. Balon itu ia beri nama Earthwinds, kini telah siap di pangkalan udara Lora, di Akron, Ohio, dan direncanakan mengangkasa pekan ini. "Mudah-mudahan cuaca cerah dan angin berembus cukup kencang," ujarnya. Dengan Earthwinds, pemilik perusahaan penerbangan America West Airline ini berencana mengadakan perjalanan hampir 40.000 km, melintasi daratan Amerika, Lautan Atlantik, Benua Eropa, Asia, dan Samudra Pasifik. Petualangan ini diperkirakan menelan waktu dua sampai tiga minggu. Newman tak sendirian. Ia akan ditemani Don Moses, seorang ahli mesin, dan Mayjen. Vladimir Dhanibekov, astronaut asal Republik Rusia. Selama perjalanan, Earthwinds diperkirakan bisa mencapai ketinggian 10.000 sampai 11.000 meter dari permukaan tanah dengan kecepatan sekitar 200 km per jam. Arah balon semata-mata tergantung jasa baik angin yang kerap sulit diduga, segala kemungkinan bisa terjadi. "Mungkin saja kami terdampar di Kutub Utara, di Puncak Himalaya, atau di padang pasir di Irak," kata Newman. Bila rencana ini berhasil, Earthwinds akan jadi balon udara tercanggih yang pernah dibuat. Ia terdiri dari dua balon bersusun, atas dan bawah, dengan gondola kabin untuk penumpang berada di tengah-tengah. Selain memuat tiga awak, gondola itu mengangkut bahan bakar gasolin, gas Helium, antena parabola, perkakas elektronik, bahan makanan, minuman, dan generator listrik yang juga berfungsi sebagai mesin kompresi. Balon atas dibuat dari lembar polietilen empat lapis yang berisi 3.000 m3 gas Helium. Karena gas Helium lebih ringan ketimbang udara, balon atas ini berfungsi sebagai penghasil gaya dorong ke atas. Sejumlah gas Helium dan gasolin cadangan disimpan di lantai gondola agar Earthwinds mampu mengangkasa selama 40 hari. Balon bawah berdinding lebih tebal, terdiri dari dua lapis: lembar polietilen dan anyaman benang spectra yang biasanya dipakai untuk jaket antipeluru. Mesin kompresi di gondola memompakan udara ke dalam balon bawah sampai memenuhi ruangan balon yang 1.500 m3. Balon ini berperan sebagai jangkar yang luwes. Ide balon bersusun dua ini baru muncul di pertengahan 1980. Cara bekerjanya begini: di siang hari, ketika Helium mengembang maksimum oleh panas matahari, balon bisa naik secara perlahan. Itu tak lain karena fungsi jangkar yang diperankan oleh balon bawah. Sebaliknya, pada malam hari saat balon atas menguncup, balon keda melepaskan udara di perutnya melalui sebuah klep penyembur. Bebannya sebagai jangkar kontan menyusut dan bobotnya berkurang. Balon mungkin akan turun secara perlahan. Kalau balon mau turun terus, Helium ekstra dipompakan ke balon atas sehingga ia bisa naik lagi. Di situlah kelebihan Earthwinds sehingga ia menandai hadirnya balon model baru. Teknologi balon udara dirintis oleh dua bersaudara Montgolfier dari Prancis di tahun 1783. Ketika itu mereka mengisi balonnya dengan udara yang dipanaskan dengan tungku berbahan bakar propane agar ringan dan menghasilkan gaya angkat. Montgolfier sukses dan banyak orang mengekornya. Sayang, balon model Montgolfier itu tak menghasilkan gaya angkat yang besar. Maka orang pun mencoba yang baru, mengisi kantong balon itu dengan gas ringan semacam Helium atau Hidrogen. Tapi balon dengan gas-gas ringan ini punya kelemahan: di siang hari yang terik, balon bisa terangkat dengan kecepatan yang tak terkontrol. Bila pemberat dipasang di malam hari, balon terempas ke tanah. Bentuk hibrida, gabungan dari kedua model itu, telah sering dibuat orang. Balon tunggal disekat menjadi dua. Bagian atas tetap diisi gas Helium. Bagian bawah diisi dengan udara yang dipanaskan sehingga berfungsi menghambat balon terangkat cepat tanpa kendali. Newman pernah membuat balon hibrida ini dan sukses menyeberangi Atlantik, 1978, dan melintasi Pasifik tahun 1981. Tapi balon ini gagal ketika dicobanya untuk mengelilingi dunia. Balon-balon itu terjerembab mencium bumi, bahkan menewaskan salah seorang sahabatnya. Kenapa begitu ? Menurut Newman, model ini pun ternyata masih tetap rawan terutama di malam hari yang dingin. Balas pasir, yang berguna di siang hari, membawa balon menghunjam ke bumi di malam yang dingin. Dengan balon bersusun dua itu Newman kini ingin membayar tunai impiannya. Apalagi dengan perkakas elektroniknya itu, Earthwinds mampu melakukan kontak dengan darat via satelit. Lantas urusan pemadatan dan penyemburan udara di balon bawah ditangani kelep penyembur dan pompa kompresi secara otomatis. Rencana Newman untuk mengelilingi dunia rupanya menarik sebagai ajang promosi. Ada sembilan perusahaan bersedia menjadi sponsor, salah satunya adalah Hilton Hotels Corp. Alhasil, Newman hanya keluar uang tak sampai 10% dari seluruh biaya proyek yang Rp 7 milyar itu. Selain untuk ambisi Newman dan ajang promosi, sepanjang perjalanan awak balon akan meneliti kerusakan lapisan ozon di atmosfer. Efek penerbangan terhadap fisik, kejiwaan, dan kondisi pencernaan para awak Earthwinds juga turut diteliti. Putut Trihusodo
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini