Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Pentingnya Upaya Konservasi setelah Penemuan Spesies Baru Ikan tanpa Mata Barbodes klapanunggalensis

Penemuan spesies baru ikan Barbodes klapanunggalensis ini hasil kolaborasi tim BRIN, Indonesian Speleological Society, dan Yayasan Species Obscura.

3 Maret 2025 | 03.30 WIB

Spesies baru ika gua Barbodes klapanunggalensis (kiri) di kawasan karst Klapanunggal, Jawa Barat. Gambar (A) Spesimen segar; (B) awetan; (C) hasil radiografi. Dok: BRIN/Diolah Tempo
Perbesar
Spesies baru ika gua Barbodes klapanunggalensis (kiri) di kawasan karst Klapanunggal, Jawa Barat. Gambar (A) Spesimen segar; (B) awetan; (C) hasil radiografi. Dok: BRIN/Diolah Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menemukan spesies baru ikan gua di kawasan karst Klapanunggal, Jawa Barat. Dinamakan Barbodes klapanunggalensis, ikan ini merupakan spesies endemik yang hidup di perairan bawah tanah dan memiliki karakteristik unik. Tubuhnya berwarna pucat dan tidak memiliki mata.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penemuan spesies baru ini merupakan hasil penelitian tim ahli dari Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN yang berkolaborasi dengan Indonesian Speleological Society (ISS) dan Yayasan Species Obscura Indonesia. Menurut Peneliti Ahli Madya pada Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi BRIN Kunto Wibowo, ikan ini memiliki ciri-ciri yang berbeda dari spesies ikan gua lainnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

“Ikan ini sepenuhnya buta, dengan mata yang telah mengalami reduksi dan hanya meninggalkan bekas berupa cekungan orbital yang tertutup kulit,” kata Kunto dalam keterangan tertulis yang dikutip Tempo pada Ahad, 2 Maret 2025.

BRIN mempublikasikan informasi tentang temuan spesies baru tersebut pada Kamis, 27 Februari lalu. Tubuh ikan yang berukuran kecil itu tidak memiliki pigmen hitam (melanofor) sehingga terlihat putih keperakan dengan sirip yang transparan. Ikan ini juga memiliki sirip dada dan sirip perut yang relatif panjang, serta sisik aksial yang terletak di belakang sirip perut pendek dengan ujung membulat.

“Spesies ini telah menunjukkan karakter morfologi yang sangat teradaptasi pada habitat gua yang gelap dan terisolasi,” kata Kunto.

Ikan Barbodes klapanunggalensis hidup di kolam-kolam kecil di dalam gua yang dialiri oleh air rembesan dari lantai gua. Kolam-kolam ini memiliki substrat atau beralas tanah liat halus dan air yang jernih. Ikan ini cenderung diam di air yang tenang, namun akan aktif berenang ketika air terganggu. Ikan Barbodes saat ini hanya diketahui hidup di Gua Cisodong yang terletak di kawasan karst Klapanunggal, Jawa Barat.

Kawasan karst ini memiliki luas sekitar 66 kilometer persegi, namun hanya 9,96 persen yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia dalam bentuk Kawasan Bentang Alam Karst Bogor. Meskipun gua ini sulit diakses dan jauh dari pemukiman penduduk, ancaman terhadap habitat ikan ini tetap ada, terutama dari aktivitas penambangan batu kapur yang marak di daerah tersebut.

Spesies ikan Barbodes klapanunggalensis pertama kali diamati pada Agustus 2020 oleh tim penjelajah gua dari Latgab Caving Jabodetabek, Indonesian Speleological Society (ISS), dan Gema Balantara. Saat itu, lebih dari 20 individu ikan tanpa mata dan pigmen terlihat di dua lokasi berbeda di dalam gua. Namun, kala itu, tidak ada spesimen yang berhasil dikoleksi.

Tim peneliti kembali ke gua tersebut pada Juli 2022 dan mengoleksi dua spesimen dari kolam yang sama. Spesimen ini kemudian dipelajari secara mendalam dan dipastikan sebagai spesies baru.

Penemuan itu telah dipublikasikan dalam jurnal ZooKeys pada edisi terbaru. Studi lebih lanjut masih diperlukan untuk memahami ekologi dan strategi konservasi yang tepat terhadap Barbodes klapanunggalensis serta spesies ikan gua lainnya di Indonesia.

Penemuan Barbodes klapanunggalensis menambah daftar panjang keanekaragaman hayati Indonesia, khususnya di ekosistem gua. Saat ini, Indonesia memiliki enam spesies ikan gua endemik, dengan Barbodes klapanunggalensis dan Barbodes microps sebagai spesies yang ditemukan di Jawa. Spesies-spesies lainnya ditemukan di kawasan karst Sulawesi dan Papua Barat.

Keberadaan Barbodes klapanunggalensis yang terbatas pada satu gua membuatnya rentan terhadap perubahan lingkungan. Aktivitas penambangan batu kapur yang tidak terkendali dapat mengancam habitatnya. Oleh karena itu, tim peneliti menyarankan agar kawasan karst Klapanunggal mendapatkan perlindungan yang lebih ketat, terutama dengan memperluas area konservasi.

Anwar Siswadi (Kontributor)

Anwar Siswadi (Kontributor)

Kontributor Tempo di Bandung

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus