Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Barang Rongsokan di Orbit Bumi

Lebih dari setengah juta puing melayang di orbit bumi, yang mengancam keselamatan satelit, stasiun luar angkasa, dan manusia.

21 November 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Masih kesulitan menangani sampah di darat dan laut, manusia juga menghadapi masalah serupa di angkasa. Eksplorasi luar angkasa yang dilakukan manusia selama lebih dari enam dekade terakhir menyisakan "lautan" sampah yang terus bertambah di orbit bumi.

Diperkirakan lebih dari setengah juta sampah yang berasal dari satelit bekas, sisa roket peluncur, hingga serpihan material elektronik melayang di orbit bumi. Mendaur ulang sampah luar angkasa dengan membawanya kembali ke bumi memakan ongkos yang sangat besar. Perusahaan startup Firefly Space Systems menawarkan ide memakai kembali sebagian sampah itu untuk digunakan dalam misi ke Mars.

Barang-barang elektronik, bahkan baut dan mur dari satelit bekas di orbit bumi, bisa dipakai untuk membangun kebutuhan koloni manusia di Mars. Menurut Tom Markusic, Direktur Firefly Space Systems, satelit-satelit mati bisa ditarik keluar dari orbit bumi menggunakan kapal bertenaga surya. Kapal-kapal itu bisa diarahkan menuju Phobos, salah satu bulan Mars, dan rongsokan dirakit menjadi barang yang dibutuhkan manusia.

Markusic memperkirakan ada ratusan satelit mati di orbit bumi yang bisa dipakai kembali. Karena komponennya sudah ada di angkasa, menurut dia, tak perlu biaya besar mengirimkan material serupa dari bumi. "Bahannya bisa dirakit dan dibentuk ulang menjadi perangkat keras yang dibutuhkan manusia dalam misi ke Mars," katanya seperti ditulis laman Space, 9 November lalu.

Markusic terganjal masalah pembiayaan untuk menjalankan proposalnya. Proyek itu membutuhkan dana setidaknya US$ 100 juta. Sebelum Markusic, sudah banyak perusahaan menawarkan jasa mengurus sampah luar angkasa tapi kandas. "Masalah sampah luar angkasa mirip dengan pemanasan global, sulit sekali mendapatkan persetujuan pendanaan besar dari pemerintah," kata Jason Forshaw, peneliti dari Universitas Surrey, Inggris.

Forshaw terlibat dalam pengembangan misi pembersihan sampah luar angkasa, RemoveDEBRIS, yang akan diluncurkan dari Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) tahun depan. Mereka akan menguji coba sistem jangkar, jaring, dan layar pada wahana pengangkut sampahnya.

Berada ratusan kilometer di atas bumi, sampah angkasa mengancam keselamatan satelit dan manusia. Kerusakan yang ditimbulkan sangat serius. Sampah luar angkasa bergerak dengan kecepatan lebih dari 28 ribu kilometer per jam. Dengan kecepatan seperti itu, kekuatan hantaman serpihan cat bisa setara dengan efek yang dibawa material seberat 550 kilogram pada kecepatan hampir 100 kilometer per jam.

Ancaman ditabrak serpihan sampah juga membayangi para awak ISS, yang berada di orbit rendah bumi pada ketinggian sekitar 400 kilometer. Pada 2014, stasiun itu harus tiga kali melakukan manuver berpindah tempat untuk menghindari tabrakan dengan serpihan berbahaya.

Dari sebagian sampah itu, ada juga yang kembali ke bumi. Setiap tahun diperkirakan ada 195 ribu kilogram sampah luar angkasa yang jatuh ke bumi. Umumnya, sampah itu jatuh di lokasi terpencil di samudra atau wilayah tak berpenghuni.

Namun ada yang menghantam area berpopulasi, seperti puing roket Falcon 9, yang jatuh di Sumenep, Madura, September lalu. Puing itu adalah bagian dari tingkat kedua roket yang dikembangkan SpaceX, perusahaan eksplorasi luar angkasa milik Elon Musk. Roket itu diluncurkan pada Agustus tahun lalu. SPACE | NASA | ESA | LIVESCIENCE | BBC


Kecelakaan di orbit bumi

1996 Satelit milik Prancis rusak setelah dihantam puing dari sisa roket yang meledak satu dekade sebelumnya.

2007 Cina menembak satelit cuaca bekas miliknya dengan misil. Alih-alih hancur tak berbekas, ledakannya malah menambah lebih dari 3.000 serpihan sampah baru.

2009Satelit bekas milik Rusia menabrak dan menghancurkan satelit komersial AS yang masih beroperasi. Tabrakan itu menghasilkan lebih dari 2.000 puing baru.

500 ribu puing berukuran 1-10 sentimeter>21 ribu puing berukuran lebih dari 10 sentimeter>100 juta serpihan berukuran kurang dari 1 sentimeter2.000 km ketinggian orbit sebagian besar puing luar angkasa7% dari total sampah luar angkasa yang masih berfungsi1 : 20.000.000.000 peluang manusia kejatuhan serpihan sampah luar angkasa. Lottie Williams dari Oklahoma, AS, selamat meski terkena hantaman serpihan berukuran 13 sentimeter dari sisa roket Delta II pada 1997.

Vanguard 1 Satelit AS yang diluncurkan pada 1958 ini adalah sampah tertua di orbit bumi. Meski berhenti beroperasi pada 1964, Vanguard 1 diperkirakan terus mengorbit bumi hingga 2204.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus