Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ekonomi

Harley-Davidson Tak Pernah Pergi dari Indonesia

Kabar gembira bagi pemilik dan peminat sepeda motor Harley-Davidson. Setelah Mabua Harley-Davidson, agen tunggal, menutup usaha pada Februari lalu, merek legendaris ini akan kembali membuka gerai di Indonesia, dengan model bisnis dan dagangan baru.

21 November 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
18_ekbis_2111

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kabar gembira bagi pemilik dan peminat sepeda motor Harley-Davidson. Setelah Mabua Harley-Davidson, agen tunggal, menutup usaha pada Februari lalu, merek legendaris ini akan kembali membuka gerai di Indonesia, dengan model bisnis dan dagangan baru.

Oktober lalu, markas besar Harley-Davidson di Milwaukee, Amerika Serikat, mengutus perwakilannya di Singapura untuk kembali membuka usaha di Indonesia. Di tengah kondisi perekonomian yang masih belum stabil, manajemen Harley-Davidson agaknya tetap yakin akan pasar Indonesia. Melihat jumlah pemilik sepeda motor Harley-Davidson yang melebihi 5.000 orang, ditambah ribuan Harley enthusiast, mereka yakin bisnisnya akan kembali cerah."Kami optimistis bisa menggaet konsumen baru," ujar Managing Director Asia Pacific Harley-Davidson Motor Company, Marc McAllister, kepada wartawan Tempo, Praga Utama.

Dalam wawancara satu jam di dealer Nusantara Harley-Davidson, Radio Dalam, Jakarta Selatan, Selasa lalu, McAllister, yang sudah 20 tahun bekerja untuk Harley-Davidson, menuturkan aneka strateginya untuk "kembali" di Indonesia. Berikut ini petikannya.Setelah Mabua menutup usaha, Harley-Davidson kembali membuka dealership di Indonesia, apa alasan yang menjadi dasar keputusan itu?

Pada dasarnya, kami tak pernah benar-benar meninggalkan Indonesia. Kami tahu penggemar dan konsumen Harley-Davidson sangat banyak di sini. Alasan utama kembali tentu saja untuk melayani para penggemar fanatik kami karena merek ini punya sejarah panjang di Indonesia. Kami juga melihat Indonesia sebagai pasar yang sangat menarik dan potensinya besar.
Kini, apa strategi baru Harley-Davidson untuk memperkuat bisnis di Indonesia?
Kami memakai model bisnis baru yang berhasil diterapkan di sejumlah negara. Di Indonesia, kami bekerja sama dengan PT Legenda Motor Indonesia sebagai importir resmi, tapi untuk penjualan dan layanan purnajual, kami menggandeng sejumlah mitra lokal. (Sebelumnya, Harley-Davidson hanya menunjuk Mabua sebagai agen tunggal). Model bisnis baru ini membuat kami lebih percaya diri.
Berapa banyak mitra lokal yang digandeng dan berapa dealer yang akan dibuka?
Selain dealer baru di Jakarta Selatan (Nusantara Harley-Davidson Radio Dalam), sampai akhir 2016 kami akan membuka dua dealer baru di Jakarta Utara dan Medan. Awal tahun depan, 2017, rencananya kami akan menambah dua sampai tiga lokasi, antara lain di Bali. Sisanya masih dibicarakan.
Bagaimana dengan pasokan suku cadang, termasuk untuk model-model lama?
Kami ingin semua konsumen kami mendapat pelayanan terbaik dan sepeda motor mereka terjaga dengan baik. Kami menjamin ketersediaan suku cadang resmi, dan kami menyarankan konsumen hanya memakai suku cadang asli. Dengan sejarah panjang Harley di Indonesia, tentu kami tak melupakan para pemilik model lama. Setiap dealer bisa menyediakan suku cadang model-model lama.
Bagaimana strategi Anda menggaet konsumen baru?
Seiring dengan meningkatnya kemampuan ekonomi di kelas menengah, muncul kebutuhan baru untuk mengekspresikan diri. Mereka biasanya akan mencari produk yang bisa mewakili identitas mereka, dan Harley-Davidson adalah produk yang tepat untuk itu.
Bagaimana sebetulnya karakteristik konsumen Harley di Indonesia jika dibandingkan dengan di negara lain?
Perbedaan kentara setiap konsumen di berbagai negara adalah cara mereka mengekspresikan diri. Misalnya, fan Harley-Davidson di Eropa banyak yang bergaya ala prajurit Viking (saat gathering) atau di Jepang berdandan ala Samurai. Tapi yang sama dari mereka semua adalah hasrat dan minat yang tinggi terhadap kultur dan gaya hidup Harley-Davidson, yakni sebagai media bersosialisasi. Dan yang saya lihat di Indonesia, mereka banyak melibatkan keluarga mereka dalam berbagai kegiatan.
Bicara soal produk, bagaimana preferensi konsumen di Indonesia? Kemudian, untuk menjangkau konsumen baru, apakah Harley akan memperkenalkan model yang lebih murah?
Kami tidak melihat produk dari sisi harga, melainkan bagaimana kebutuhan konsumen. Saya melihat, di Indonesia, pada khususnya, dan Asia Tenggara, tren konsumen mulai bergeser ke model-model urban atau sepeda motor untuk perkotaan dan harian, berbeda dengan masa lalu, saat merek Harley hanya identik dengan motor untuk touring (perjalanan jarak jauh). Untuk memenuhi keinginan tersebut, kami punya beberapa produk, seperti Street 500 dan Sportser, yang bodinya kecil dan mudah digunakan.
Model apa yang disukai konsumen di Indonesia?
Setiap produk punya fan masing-masing. Tapi kalau melihat tren, model Sportster dan Street sepertinya banyak peminatnya.
Pada Agustus lalu, Harley mengeluarkan mesin baru, apakah mesin ini akan masuk ke Indonesia? Apa keunggulannya?
Betul. Mesin ini kami namakan Milwaukee 8. Ini mesin baru dalam kurun hampir 20 tahun terakhir. Menurut saya, ini mesin terbaik Harley-Davidson karena lebih halus, tenaga lebih besar, dan (suhunya) lebih dingin. Saya sudah membuktikan ketangguhan mesin ini dengan melakukan touring sejauh 3.000 kilometer di Amerika Serikat. Kami juga punya sasis dan suspensi baru untuk model touring. Proses homologasi mesin itu di sini sudah selesai. Pekan ini produk tersebut sudah masuk ke Indonesia.
Berapa target penjualan yang Anda tetapkan?
Tentu kami punya target tinggi, tapi tak akan saya ungkapkan (tertawa). Yang jelas, komitmen kami di Asia Tenggara sangat kuat. Pada 2010, kami membuka kantor pusat di Singapura, disusul pendirian pusat pelatihan (Harley-Davidson University) untuk mekanik dan tenaga penjualan di Bangkok, Thailand. Di Indonesia, kami akan terus memperluas jaringan. Jaringan kami di Asia Tenggara tumbuh tiga kali lipat enam tahun terakhir.
Berapa banyak model yang akan dipasarkan? Apakah spesifikasinya berbeda dengan di negara lain?
Ada 15 model dari semua segmen produk kami. Spesifikasinya akan sama dengan di negara lain dan kami memberi kesempatan sebesar-besarnya kepada konsumen kami yang ingin memodifikasi kendaraannya sesuai dengan selera masing-masing.
Di Indonesia, sebagian pengendara Harley punya image negatif, seperti arogan di jalan. Apa tanggapan Anda?
Ya, saya mendengar soal itu. Sebetulnya kami selalu mendorong konsumen kami agar lebih dekat dengan lingkungan sosial mereka, bukannya menjadi eksklusif. Kami harus mengubah persepsi negatif tersebut, komunitas Harley harus bersahabat dengan lingkungan.
Apa yang akan dilakukan untuk memfasilitasi mereka?
Nanti di setiap dealer akan ada semacam cabang (chapter) dan terbuka untuk semua pemilik. Saya berharap mereka mengadakan kegiatan sosial, dealer akan menjadi penggeraknya.

MARC MCaLLISTER

Pendidikan:

  • Mechanical Engineering Degree, Marquette University(1987-1991)
  • Master of Business Administration, University of Florida (2001-2003)

    Karier:

  • Production Engineer, Briggs & Stratton Inc (1991-1995)
  • Product Development, Design Engineer Powertrain Development Division Harley-Davidson (1995)
  • Materials Group, European Supplier Liaison Harley-Davidson, Oxford, Inggris (2001)
  • Managing Director of European Direct Markets Harley-Davidson (2004)
  • Vice President and Managing Director Asia-PacificHarley-Davidson Motor Company (2012- sekarang)
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus