Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Selamat tinggal baterai lama yang berat dan tak ramah lingkungan. Toshiba, raksasa produsen alat-alat elektronik Jepang, mengembangkan baterai baru berbahan sel energi mini. Berukuran 22 x 56 x 4,5 milimeter dengan berat 8,5 gram, sel berbahan bakar metanol 2 cc ini menghasilkan listrik 100 miliwatt. Sel ini menghasilkan listrik dengan cara mengkataliskan substansi-substansinya, seperti hidrogen dan metanol.
Toshiba berharap, tahun depan sel energinya bisa menggantikan baterai lithium-ion yang sekarang banyak digunakan untuk perangkat telepon genggam, pemutar CD, atau pemutar musik-musik MP3.
Sel energi dengan metanol ini jadi pilihan karena disebut lebih ramah lingkungan ketimbang sel energi lain. Lihat saja, "bahan bakar" baterai ini adalah hidrogen dan oksigen yang diubah menjadi air. Caranya, metanol direaksikan dengan udara dan air. Listrik sebesar 100 miliwatt pun dihasilkan. Baterai ini bisa dipakai selama 20 jam. Lumayan lama. Kalaupun habis, tinggal di-charge ulang.
Payudara Titanium
Bagi para wanita, terutama yang kepingin payudaranya montok dan besar, ada kabar menarik. Bukan, bukan silikon! Adalah Ziya Saylan, dokter keturunan Argentina yang berpraktek di Dusseldorf, Jerman, yang menelurkan alternatif baru soal implan-mengimplan buah dada ini. Saylan menggunakan serbuk titanium, ramuan yang ia sebut bisa mencegah payudara menjadi kendur. Sekali serbuk ditancapkan, pasien mesti berbaring di rumah sakit selama dua hingga tiga hari untuk pemantauan.
Biarpun terdengar seram, menurut Saylan, karena ukuran bubuk titaniumnya sama besar dengan jaringan payudara, pengguna tidak akan merasa sakit sama sekali. "Operasinya tak menimbulkan rasa sakit. Tapi, selama tiga bulan, jaringan payudara yang sensitif akan terasa nyeri tiap kali diusap atau dire-mas," kata Saylan. Operasi seperti ini, tutur Saylan, bisa dilakukan pada semua wanita dengan usia kurang dari 60 tahun, bergantung pada ukuran kekenduran payudaranya. "Hasil lebih baik diperoleh pada wanita yang ukuran payudaranya kecil," kata Saylan.
Biayanya? "Agak mahal juga, 4.600 poundsterling (sekitar Rp 50 juta). Bubuk titaniumnya saja seharga 800 poundsterling," ujar Saylan. Wah, benar kata pepatah: no pain, no gain-lah!
Pemupukan Gaya Jerman
Biasanya, pupuk ditanam begitu saja di sekitar pokok pohon. Bentuknya bisa tablet atau bubuk. Ada juga yang dicampur air, lantas disiramkan atau disemprotkan ke sekitar akar tanaman. Dalam satu musim tanam, kegiatan seperti ini mesti dilakukan beberapa kali agar hasilnya efektif.
Kali ini ada temuan baru dari para ahli di Universitas Bonn, Jerman. Mereka mengembangkan peralatan dan tentu saja jenis pupuknya. Inilah pupuk yang khusus diperkaya dengan segala jenis nutrisi yang dibutuhkan dalam tiap tahap perkembangan tanaman. Kandungan di dalamnya mulai dari kalium, fosfat untuk pertumbuhan, hingga natrium dan kalsium untuk pembentukan buah. Uniknya, pupuk ini tak perlu ditabur. Cukup tanam saja kotaknya di dekat akar tanaman, tanah pun menjadi subur.
Maria Hogrebe dari Institut Nutrisi Tanaman menyebut ide pembuatannya berasal dari seringnya pupuk tercuci begitu saja ke alam. Akibatnya, tanaman kerap mendapat dosis pupuk berlebihan atau terlalu sedikit dari kebutuhannya. Biasanya, pupuk konvensional hanya bertahan 4-6 minggu. "Makin sering disiram, makin cepat nutrisi tercuci," kata Hogrebe.
Dengan kotak dan pupuk gaya Jerman ini, petani tinggal menanamnya ke tanah setahun sekali. "Kubur, lalu lupakan," kata Hogrebe. Dari serangkaian uji coba, pupuk ini amat efektif. "Bahkan tanaman tumbuh baik lebih dari 30 bulan dengan sekali pemberian pupuk," kata Hogrebe.
Sumber: Ananova, BBC
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo