Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Apakah Anda akan menjadikan visi dan program yang disampaikan calon presiden dan calon wakil presiden sebagai pertimbangan saat pemilu presiden 5 Juli? 25 Juni - 2 Juli 2004 | ||
Ya | ||
62.1% | 191 | |
Tidak | ||
34.74% | 107 | |
Tidak tahu | ||
3.25% | 10 | |
Total | 100% | 308 |
Akhirnya saat mencoblos tiba, saat kampanye yang hiruk-pikuk pun usai. Saat masih masa kampanye, melalui iklan, spanduk, stiker, baliho, dan selebaran di jalanan, wajah pasangan calon presiden dan wakil presiden terasa ada di mana-mana. Targetnya tentu saja untuk merayu dan mengambil hati sekitar 150 juta pemilik hak pilih dalam pemilu 5 Juli.
Selain ”jual tampang”, calon juga menjajakan janji-janji jika terpilih sebagai presiden dan wakil presiden selama lima tahun mendatang. ”Dagangan” yang satu ini ditawarkan lewat debat, dialog, dan wawancara. Inilah yang membedakan pemilihan presiden sekarang dibandingkan dengan pemilihan sebelumnya.
Kini, rakyat bisa memilih langsung siapa calon presiden dan wakil presiden pilihannya. Ini memaksa sebagian calon untuk sering-sering menyapa rakyat yang mungkin jarang ditegurnya. Selain itu, calon juga harus memiliki visi dan program yang jelas jika diberi mandat oleh rakyat untuk memimpin.
Mayoritas responden menilai, program-program inilah yang menjadi nilai lebih satu calon dibandingkan dengan calon lainnya. Dengan visi dan program yang jelas, kata responden asal Jakarta, Ukky, orang tahu langkah-langkah perbaikan macam apa yang akan dilakukan sang calon untuk menata republik yang kita cintai ini.
Memang, kualitas program tak bisa dijadikan ukuran tunggal untuk menilai calon. Yang jauh lebih penting adalah konsistensi antara ucapan dan tindakan setelah kekuasaan ada di tangan.
Indikator Pekan Ini: Semua calon presiden dan calon wakil presiden menawarkan visi dan program ”Indonesia lebih baik” dalam lima tahun ke depan. Seperti layaknya dagangan, tak ada program buruk yang dijajakan. Mulai dari pertumbuhan ekonomi, penegakan hukum, perluasan lapangan kerja, sampai pemberantasan korupsi. Yang jadi soal kemudian: benarkah mereka akan melaksanakan janji-janji itu? Atau, apakah itu sekadar janji politisi saat kampanye yang kerap hanya sebatas retorika? Pertanyaan bernada skeptis ini tentu tak lahir tanpa sebab. Pengalaman beberapa pemilu yang lalu kerap membuktikan itu. Apakah Anda percaya calon presiden dan calon wakil presiden akan melaksanakan program yang disampaikan selama kampanye? Kami tunggu pendapat Anda di www.tempointeraktif.com |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo