DI luar dugaan lebih 600 pilot penerbangan sipil Eropa dan
Amerika Serikat menuntut penempatan awak ke-3 dalam cockpit
pesawat baru Airbus A-310 dan Boeing 767. Kedua jenis pesawat
itu bakal mengisi angkasa dunia menjelang tahun 1983.
Pertengahan Desember lalu, kaum pilot itu dari 18 perusahaan
penerbangan mengancam akan mogok bila tuntutan itu tidak
dipenuhi. "Tidak seorangpun dapat memaksa kita untuk
menerbangkan pesawat itu," ujar Captain Fritz Brouwer, ketua
Persatuan Pilot Eropa, Europilote.
Cockpit kedua pesawat itu tetap direncanakan untuk dua pilot
saja. Semua instrumen berada di depan mereka, dilengkapi dengan
komputer. Demi keselamatan penerbangan, menurut para pilot,
kedua pesawat itu memerlukan 3 awak dalam cockpit. Pesawat
seukuran itu biasanya menempatkan panel instrumen di sisi
cockpit dan dilayani oleh awak ke-3, biasanya seorang flight
engineer. Dalam sebuah resolusi para pilot menuduh perusahaan
penerbangan mengorbankan keselamatan penerbangan demi alasan
ekonomis dan politis.
Kedua pesawat itu memang belum terbang, bahkan masih di meja
gambar. Tapi Airbus A-310 bikinan Eropa dan Boeing 767 bikinan
Amerika Serikar sudah dapat dipastikan akan mengisi udara dalam
tahun 80-an. Pesanan sudah mengalir. Persaingan cukup sengit,
terutama berlangsung antara Airbus Industries dan Boeing untuk
mengisi kebutuhan akan pesawat berjarak pendek dan sedang
(medium). Dalam hal ini AI punya keunggulan dengan A-300 dan
A-310 yang direncanakan. Untuk menandingi AI dengan A-310-nya,
Boeing merencanakan B-767 yang akan keluar dari pabriknya
menjelang 1982.
Boeing, yang sudah menghasilkan 3.797 buah pesawat jet angkutan
sipil, menyatakan bahwa 767-nya -- yang mirip A-310 itu --
direncanakan terutama untuk pasaran Amerika. Tapi Direktur AI,
Bernard Lathiere menyangsikannya, dan melihat usaha Boeing untuk
mencegah upaya AI memasuki pasaran Amerika itu yang praktis
meliputi separuh pasaran dunia. AI sudah mulai menerobos
pasaran Amerika. Eastern Airlines adalah perusahaan penerbangan
Amerika yang pertama memesan 32 buah A-300 dan 25 buah A-310.
Lebih Unggul
Jadwal penyediaan pesawat akan sangat menentukan. Dalam hal ini
Boeing punya keunggulan, karena sanggup menerbangkan 767-nya
pada tahun 1981 dan mendapat sertifikat pada bulan Mei 1982.
Sedang A-310 ditunggu akan terbang 9 bulan kemudian, Maret 1983.
Meskipun tetap optimis, Boeing juga tidak mengabaikan kehadiran
Airbus. Berkata E.H. Boullioun, Presiden Boeing Commercial
Airplane, "Salah satu tantangan yang kita hadapi adalah Airbus
A-300 dan A-310."
Banyak perusahaan penerbangan sekarang membeli. Airbus untuk
mengisi route yang tadinya dilayani oleh Boeing 707, 727 dan
bahkan 737, yang semuanya kini merupakan teknologi usang. Semula
Boeing tidak segera memperbarui jenis pesawat yang tadinya
sukses besar. Karena sekarang orang harus memenuhi syarat teknis
yang baru, sesuatu kekosongan mampu diisi oleh Airbus.
Menurut Lathiere, langganan perusahaannya sekarang memerlukan
sekitar 800 pesawat untuk melengkapi armada mereka menjelang
dasawarsa 90-an. Ini memang cocok buat Airbus Industries, yang
memperhitungkan harus menjual sekitar 650 buah A-300 dan A-310
untuk mencapai titik break even. Tapi AI juga yakin akan bisa
menjual sampai 1000 buah pesawat.
Ini juga diakui Boeing. "Yang terbang di dunia sekarang sekitar
3000 pesawat jet komersial dengan waktu operasi sekitar 10 tahun
dan 1200 pesawat dengan waktu 15 sampai 20 tahun," kata
Boullioun. "Pasaran pengganti ditaksirnya luas sekali. Ia
memperkirakan pasaran ini sebesar $79 milyar antara tahun 1979
sampai 1988. Dari jumlah ini sekitar $46 milyar diperuntukkan
jenis pesawat berjarak pendek dan sedang.
Menurut Boullioun. Airbus mungkin memperoleh sepertiga dari
pasaran $46 milyar itu. Sementara itu AI mengaku pihaknya lebih
unggul untuk membikin pesawat yang lebih efisien bahan bakar
yang paling tepat untuk masa depan. Kini ia merencanakan suatu
famili pesawat -- seperti halnya tradisi Boeing -- yang dibangun
sekitar model pokok A-300.
Antara lain sedang dalam penelitian AI sebuah pesawat
berkapasitas 220 penumpang, bermesin 4 untuk menempuh jarak jauh
transatlantik. Bahkan menurut Lathiere A-300 yang sekarang pun
dapat diubah untuk menempuh jarak ini kalau tidak ada peraturan
yang membatasi sebuah jet bermesin 2 berada dalam jarak lebih
dari 90 menit dari sebuah lapangan terbang.
Merebut Pasaran
Memang kisah sukses. Airbus cukup mengagumkan. Perusahaan yang
di tahun 1970 baru dibentuk, dalam waktu kurang dari 10 tahun
sudah berhasil merebut tempat kedua, meninggalkan jauh di
belakangnya raksasa seperti McDonnell-Douglas dan Lockheed.
Airbus Industries merupakan perusahaan patungan antara Jerman
Barat, Prancis, Belanda, Inggris, Spanyol dan Belgia. Komponen
dari pesawat itu dikerjakan dalam berbagai negara. Misalnya
sayapnya di Inggris dan Negeri Belanda, ekornya di Spanyol dan
badannya di Jerman dan Prancis. Seluruh perakitan dilaksanakan
di Prancis.
AI kini memperoleh pesanan dari seluruh dunia Lufthansa, yang
secara tradisional merupakan langganan Boeing, kini pun sudah
memesan 50 buah Airbus (termasuk 25 buah belum mengikat). Juga
KLM telah memesan 20 buah (termasuk 10 pesanan tidak mengikat)
sedang di Asia Al berhasil merebut 30%, pasaran untuk pesawat
angkutan sipil. Menjelang akhir tahun lalu, perusahaan
penerbangan di negara ASEAN saja sudah membeli 47 buah Airbus
seharga total $2 milyar. Dengan adanya perjanjian pembelian oleh
Trans Australia Airlines, Air Afrique dan Cruzeiro duo Suol
milik Brazil, AI berhasil merebut pasaran di kelima benua di
dunia.
Mungkin faktor utama yang membuat pesawat Airbus ini sangat laku
adalah efisiensi pemakaian bahan bakarnya yang 20% lebih rendah
ketimbang pesawat berbadan lebar lainnya. Satu hal yang masih
merupakan hambatan adalah kapasitas produksinya. AI sampai
sekarang baru mampu menghasilkan 2,5 buah pesawat dalam sebulan,
dibanding Bocing yang mencapai 28 pesawat.
"Persaingan itu adalah baik," ujar Boullioun pula. "Persaingan
ini pada akhirnya akan menguntungkan pembeli," tambahnya. Tapi
tuntutan para pilot tadi menyorot suatu aspek yang meragukan
dari keunggulan teknologi ini sebagai hasil persaingan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini