Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Berkata tanpa Bicara

13 Februari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KESULITAN bicara—karena gagap atau tunawicara—bisa menghambat komunikasi. Tanpa bahasa isyarat atau alat bantu, pesan yang hendak disampaikan tak bakal dipahami sempurna. Keterbatasan seseorang untuk berkomunikasi secara verbal tentu bisa memicu frustrasi dan stres sekaligus. Tergerak untuk memecahkan masalah ini, pada akhir 2011, sejumlah ilmuwan dari Universitas California, Berkeley, Amerika Serikat, mengembangkan sebuah teknologi mutakhir untuk merekonstruksi pikiran secara visual.

Teknologi baru ini memungkinkan pikiran seseorang langsung diterjemahkan menjadi barisan kalimat yang kemudian muncul di layar komputer. Alat ini bisa pula menerjemahkan pikiran menjadi rangkaian gambar, juga suara. Pendeknya, alat ini memungkinkan seseorang yang tak bisa berbicara normal dapat berkomunikasi selayaknya. "Riset ini memang berangkat dari upaya agar orang yang sulit bicara bisa berlaku seolah-olah berbicara biasa," kata kepala penelitian ini, Brian N. Pasley.

Aspek terpenting dari metode baru ini adalah penguatan sistem pendengaran otak (superior temporal gyrus). Untuk itu, pasien harus menjalani operasi bedah saraf buat penanaman susunan elektroda pada permukaan otak. Elektroda ini lalu bertugas memantau aktivitas listrik di wilayah sistem pendengaran. Hasil pengamatan atas pola aktivitas spesifik—yang terjadi pada saat kita mendengar kata-kata dan meresponsnya—kemudian diolah dalam format pengodean menjadi sebuah diagram spektrum.

Diagram itu berguna untuk melihat parameter dari suatu gelombang suara dalam periode waktu tertentu. Dari sinilah kata atau kalimat yang dibayangkan oleh otak diterjemahkan secara komputasi. "Karena ada banyak pola aktivitas listrik yang harus dipilah, alat ini memang belum bisa menerjemahkan semua pikiran secara tepat seratus persen," ujar Pasley. "Tapi pesan inti dari seseorang sudah bisa diterjemahkan," katanya meyakinkan.

Tim peneliti tengah mengembangkan model ini pada perkakas teknologi komunikasi yang mudah digunakan. Harapannya, kelak, siapa pun yang kesulitan bicara bisa bertelepon ria dan bercakap-cakap tanpa terganggu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus