Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Suku dan ras merupakan dua konsep yang sering digunakan untuk memilah-milah manusia ke dalam berbagai kelompok. Pembedaan ini biasanya didasarkan pada beberapa kategori, seperti karakteristik fisik, asal, agama dan lain sebagainya. Namun, saking seringnya kedua konsep itu dipakai bersamaan, perbedaan antara suku dan ras menjadi sulit untuk dikenali. Bahkan, beberapa orang menganggap bahwa ras dan suku adalah dua hal yang sama.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Melansir dari National Geographic, suku dan ras sebenarnya memiliki beberapa perbedaan yang dapat diidentifikasi. Ras didefinisikan sebagai kategorisasi manusia yang didasarkan pada karakteristik fisik. Sementara itu, suku merupakan bentuk kategorisasi yang lebih luas lagi. Suku merupakan kategorisasi yang biasanya didasarkan pada ras, agama, wilayah, kebahasaan, dan aspek kebudayaan lain.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam mendefinisikan ras, beberapa pertimbangan biologis biasanya dipakai. Aspek-aspek yang dipertimbangkan dalam mendefinisikan ras, pada umumnya, adalah warna kulit dan bentuk rambut. Sementara itu, suku biasanya lebih berkaitan dengan ekspresi dan identifikasi yang sifatnya kultural. Meskipun memiliki perbedaan, kedua konsep tersebut sama-sama merupakan sebuah konstruksi sosial yang membagi-bagi manusia ke dalam beberapa kelompok.
Namun, Profesor Jayne Ifekwunigwe; Peneliti Senior dari Duke Center on Genomics, Race, Identity, Difference (GRID); menolak pandangan ini. Sebagaimana dilansir dari Live Science, baik ras maupun suku mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap kehidupan. Pembagian yang dilakukan berdasarkan ras dan suku juga memengaruhi beberapa aspek sekaligus.
Tak jarang, beberapa peristiwa besar di dunia, seperti peristiwa Holocaust, disebabkan oleh pembagian yang sama. Karena pengaruh yang sangat besar tersebut, konsep pembagian suku dan ras seharusnya tidak dipandang sebagai konstruksi sosial semata. “Dengan mempelajari ras dan suku, kita dapat mengetahui bagaimana dunia bekerja,” ujar Ifekwunigwe seperti dikutip dari Live Science, 8 Februari 2020.
Secara singkat, perbedaan antara ras dan suku terletak pada perbedaan dua sudut pandang keilmuan yang digunakannya. Konsep ras menggunakan cara pandang biologi untuk melakukan klasifikasi. Sementara itu, konsep suku menggunakan cara pandang ilmu sosial dan ilmu budaya untuk melakukan klasifikasi.
Tak hanya itu, perbedaan sudut pandang keilmuan tersebut berimplikasi pada cakupan keduanya. Konsep ras lebih sempit daripada konsep suku. Bahkan, sebagaimana dilansir dari National Geographic, ras sendiri merupakan salah satu komponen yang digunakan untuk mengklasifikasi suku.
BANGKIT ADHI WIGUNA