Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Manado - Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Winangun, Kota Manado, Edward H. Mengko mengatakan, hingga pukul 08.04 WITA sebanyak 87 gempa susulan terjadi pascagempa utama magnitudo 7,1 pukul 22:08:39 WIB, Minggu, 7 Juli 2019 di Maluku Utara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Gempa susulan ini masih terjadi di sekitar lokasi gempa utama," sebut Edward di Manado, Selasa. Dia menyebutkan, dari puluhan gempa susulan yang terekam tersebut, tiga di antaranya dapat dirasakan.
Gempa signifikan seperti yang terjadi di antara perairan Sulawesi Utara dan Maluku Utara hampir selalu diikuti gempa susulan untuk mencapai kestabilan. "Untuk mencapai kestabilan itu harus terus melepaskan energi dalam bentuk gempa," ujarnya.
Ada metode untuk menghitung kapan kira-kira gempa susulan itu selesai, namun metode tersebut tidak berlaku sama di setiap tempat karena setiap lokasi parameternya berbeda.
"Bisa dipengaruhi densitas batuan, tekanan lempeng tektonik yang terus bergerak atau gaya-gaya yang bekerja, kita mengistilahkan terjadi peluruhan," jelasnya.
Dia menambahkan, aktivitas lempeng tektonik tidak pernah berhenti dan akan terus bergerak.
Pada Minggu pukul 22.08.42 WIB gempa bumi tektonik mengguncang wilayah laut sebelah barat Kota Ternate.
Episenter gempa terletak pada koordinat 0,53 LU dan 126,18 BT atau tepatnya berlokasi di dasar laut pada kedalaman 49 kilometer, berjarak 133 kilometer arah barat Kota Ternate, Provinsi Maluku Utara.
ANTARA