Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TAK ada suara dengung berisik ketika bor di tangan Dokter Dhanni Gustiana mengobok-obok mulut pasiennya. Tiap kali mata bor menyentuh gigi, saat itu pula terdengar lagu Tak Gendong yang dinya nyikan Mbah Surip. Kali lain mengalun lagu-lagu ST12 yang mendayu-dayu bak tembang Melayu.
Lagu-lagu itu mengalun dari spea ker MP3 yang menempel di pangkal bor. Pasien boleh memesan lagu kesukaannya sebelum operasi. Dhanni sudah menyimpan sekitar 40 lagu di pemutar MP3 di bor gigi bermusik ciptaannya itu. Di puskemas tempat dia berpraktek, di Desa Seborokrapyak, Purworejo, Jawa Tengah, ada sejumlah lagu yang menjadi klangenan para pasien, antara lain Tak Gendong, Saat Terakhir (ST12), dan Aku Bukan Superman (Lucky Laki).
Inovasi yang dibuat setahun lalu itu sebetulnya sederhana saja. Ia mengganti bear logam yang menjadi sumber berisik dengan keramik. "Suara nya menjadi lebih halus," kata alumnus Universitas Jember berusia 34 tahun itu. Gir keramik tersambung ke spea ker dan pedal di kursi operasi yang berfungsi memompa udara ke selang se bagai energi pemutar laju bor.
Butuh waktu setahun bagi Dhanni memikirkan cara menumpas suara gemuruh bor yang membikin ngilu. Dalam dunia kedokteran gigi umum, suara bor menempati urutan ketiga dari tiga hal yang paling menakutkan pasien. Dua lainnya, bayangan rasa sakit disuntik dan melihat jarum suntik. Tak mengherankan jika kunjung an ke dokter gigi kian menurun.
Ada memang bor gigi laser yang tak berbunyi. Tapi itu tak menghi langkan rasa jeri pasien terhadap ngilu. Har ganya pun amit-amit. Satu bor laser bisa menembus angka Rp 30 juta. Dhanni bisa menghilangkan gemu ruh bor hanya dengan modal Rp 2 juta. Uang itu dipakai untuk membeli mik rofon MP3, kabel, dan sewa tukang bubut. Hasilnya tak kalah fungsional dibanding bor laser.
Berkat inovasinya, puskesmas Dhanni dibanjiri pasien. Anak-anak antusias dan anteng saat gigi mereka sedang dibor. "Kerja saya lebih prosedural dan tuntas karena tak terhalang pasien yang ketakutan," kata bapak dua anak ini.
Tahun lalu Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memberangkatkan dia ke St. Radboud University di Belanda. Di sana Dhanni mempresentasikan hasil temuannya itu: bor gigi bermusik pertama di dunia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo