Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Sains

Cerita Planet Pluto Mendapatkan Namanya dari Bocah 11 Tahun di 1 Mei 1930

Sebelum 2006, para astronom dunia telah resmi menyatakan bahwa hanya terdapat delapan planet dalam sistem tata surya kita. Bagaimana dengan Pluto?

1 Mei 2023 | 22.33 WIB

Foto Planet Pluto, dilihat dari pesawat ruang angkasa New Horizons, 14 Juli 2015. Amerika Serikat saat ini menjadi satu-satunya negara yang mengunjungi setiap planet tunggal di tata surya. NASA via AP
Perbesar
Foto Planet Pluto, dilihat dari pesawat ruang angkasa New Horizons, 14 Juli 2015. Amerika Serikat saat ini menjadi satu-satunya negara yang mengunjungi setiap planet tunggal di tata surya. NASA via AP

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Sebelum 2006, para astronom dunia telah resmi menyatakan bahwa hanya terdapat delapan planet dalam sistem tata surya kita (tanpa Pluto). Dilansir dari Koran Tempo 26 Agustus 2006, sidang Majelis Umum Uni Astronomi Internasional Keenam pada Kamis, 24 Agustus 2006, telah memutuskan untuk mengubah status Pluto sebagai planet.

Usaha awal mencari Pluto

Pada awal abad ke-20, seorang astronom asal Amerika bernama Percival Lowell memulai pencarian planet di luar Neptunus. Dilansir dari EarthSky, Lowell mengatakan bahwa ia sedang mencari Planet X. Lowell percaya bahwa ada sesuatu yang besar yang secara gravitasi menarik Neptunus dan planet di sebelahnya, Uranus, ke dalam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Lowell merasa bahwa Planet X yang tak terlihat ini memengaruhi bentuk orbit Uranus dan Neptunus. Ia mencari dari tahun 1905 hingga kematiannya pada tahun 1916. Namun, ia tidak pernah menemukan planet ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kemudian pada tahun 1929, observatorium Lowell di Flagstaff, Arizona, Amerika melanjutkan pencarian Planet X. Para astronom baru di Observatorium Lowell membangun dan mendedikasikan sebuah teleskop 13 inci untuk tujuan ini. Mereka mempekerjakan Clyde W. Tombaugh yang berusia 23 tahun untuk mengambil foto-foto sistematis dan telaten di sepanjang ekliptika, atau jalur planet-planet di tata surya kita.

Setelah satu tahun bekerja di malam hari, Tombaugh menemukan sebuah objek yang orbitnya menunjukkan bahwa objek tersebut lebih jauh daripada Neptunus, tetapi jauh lebih dekat dengan kita daripada bintang-bintang. Objek itu adalah objek yang sekarang dikenal sebagai Pluto.

Penamaan Pluto

Setelah penemuan planet tersebut oleh Tombaugh, planet tersebut tak langsung bernama Pluto. Pluto resmi mendapatkan namanya pada 1 Mei 1930. 

Pada tahun 1930, bukan Uni Astronomi Internasional yang berhak menamai objek baru tersebut, melainkan Lowell Observatory. Observatorium tersebut menerima 1.000 saran dari seluruh dunia.

Pada tanggal 1 Mei 1930, Venetia Burney, bocah berusia 11 tahun di Oxford, Inggris, mengusulkan sebuah nama. Dialah yang mengusulkan nama Pluto untuk sebuah dunia kecil di bagian terluar tata surya kita. Pada saat itu, Pluto dianggap sebagai planet terluar dan terbaru di tata surya kita.

Venetia Burney mengusulkan nama Pluto karena nama tersebut mempertahankan nomenklatur planet dalam dunia mitologi klasik, di mana Pluto adalah dewa dunia bawah. Selain itu, nama ini juga merupakan penghormatan kepada Percival Lowell, karena dua huruf pertama dari nama Pluto adalah inisial Percival Lowell.

EARTHSKY.ORG

Pilihan editor : Kepala NASA Ngotot Pluto Harus Kembali Jadi Planet, Ini Alasannya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus