JUMAT, 1 April 1938, merupakan hari penting bagi pimpinan dan
karyawan Balai Besar Staats Spoorwegen (SS--Kereta Api Negara)
di Bandung. Waktu itu dipasang sebuah mesin pengolah data buatan
IBM, yang menggunakan kartu berlubang.
Mesin itu, menurut ukuran, sekarang susah dan kuno, tapi di
zaman itu ia cukup berjasa membantu mengolah dan menyusun data
penumpang, angkutan barang, kas dan bea. Kini mesin itu tiada
lagi. Sekitar tahun 60-an ia dikembalikan ke perwakilan IBM di
Jakarta. "Sekarang sudah di-scrap," jelas G. Sumariyono dari
perwakilan IBM.
Idi, yang sekarang berumur 42 tahun, masih mengalami melayani
mesin tua itu. Mulai bekerja di PJKA tahun 1956, ia sampai saat
ini masih setia bekerja di bagian pengolahan data itu. Sebagian
besar mereka yang turut melayani mesin itu kini sudah pensiun,
bahkan sudah meninggal dunia.
Menurut Idi, mengoperasikan mesin tahun 1938 itu cukup
melelahkan. Bayangkan, seluruh sistemnya, yang terdiri dari
berbagai unit, dijalankan oleh hampir 50 tenaga. Untuk
memasukkan data orang menghadapi sebuah panel seperti mesin tik,
tak ubahnya seperti terminal input komputer sekarang. Hanya
tekanannya jauh lebih keras. "Maklum per-pernya besar dan kuat,"
cerita Idi. Segala sesuatu harus dikerjakan satu demi satu
karena mesin itu tak bisa menduplikat.
Walau melayaninya dulu cukup melelahkan dan penuh duka, mesin
itu selalu membangkitkan kebanggaan di hati Idi, karena semua
pekerjaan bisa diselesaikan di Bagian Audit/Pengolahan Data
Balai Besar PJKA. Tidak seperti sekarang, proses penyelesaian
dilakukan di Pusat Komputer ITB atau di Pusat Pengolahan Data
Provinsi Jawa Barat.
Setelah mesin itu dikembalikan ke perwakilan IBM tahun 60-an, ia
diganti dengan sebuah mesin IBM tipe Z4 dan 26 Fan. Mesin baru
itu membawa perubahan kerja. Program sudah dilakukan dengan
kartu berlubang dan juga bisa menduplikat, hingga proses
pekerjaan nenjadi lebih cepat. Mesin itu pun di tanun 1978
ditukar lagi dengan yang lebih mutakhir. Kini Balai Besar PJKA
mengoperasikan sebuah mesin IBM tipe 37423741. Namun hanya
dipergunakan untuk penyusunan data. Pengolahannya tetap
dilakukan di Puskom ITB atau Puslahta Ja-Bar.
Kisahnya lain lagi di Jawa Tengah, dalam proses pemugaran Candi
Borobudur. Dengan jasa komputer ini "diharapkan seluruh"
pekerjaan pemugaran candi selesai Oktober 1982," ujar Drs.
Soediman, Ketua Direktorium Proyek Pemugaran Candi Borobudur
(PPCB) dan juga Wakil Pemimpin Proyek.
Di awal proses pemugaran candi itu, pihak IBM Indonesia
mengutus scorang ahli komputer, Vijay K. Khandelwal, untuk
diperbantukan pada PPCB selama dua tahun. Setelah dilakukan
survei, disimpulkan tiga macam pekerjaan yang perlu dibantu
komputer.
Pertama, Sistem Pengontrolan Proyek hingga memungkinkan untuk
setiap saat mengetahui perkembangan pekerjaan dibanding
penjadwalannya. Kedua, Sistem Pencatatan Batu Candi agar seluruh
pembongkaran terkoordinasi serta dengan cepat dan tepat
mengetahui tempat asal mula batu yang dibongkar itu. Ketiga,
Pendaftaran dan Pencocokan bagian candi atau patung yang
terpisah.
Ini memang merupakan suatu percobaan tapi agaknya sudah membawa
hasil. Di Candi Borobudur itu terdapat ribuan pecahan batu dari
fragmen relief atau bagian patung. Untuk menemukan jodohnya
masing-masing bantuan komputer dikerahkan setelah diberikan data
ukuran kepingan itu.
Demam komputer semakin menjalar. Juga dunia pendidikan ingin
memanfaatkannya. Program pasca sarjana dan doktor di IKIP
Malang, misalnya, 2 tahun lalu sudah merencanakan membeli sebuah
komputer. Baru tahun ini rencana itu disetujui Departemen P&K.
Namun hingga saat ini belum jelas jenis apa yang dikehendaki.
"Yang pasti bukan komputer mutakhir. Cukup yang sederhana saja
-- harganya di bawah limapuluh juta," ujar Dr. Subandi,
Sekretaris Program Pasca Sarjana dan Doktor.
Komputer itu nantinya akan digunakan terutama untuk keperluan
riset dan eksperimen. Selain itu bisa dimanfaatkan IKIP sendiri
untuk keperluan administrasi dan gaji pegawai. "Kalau dilihat
kegunaannya sekarang, memang belum mendesak betul," ujar
Subandi. "Tapi untuk jangkauan ke depan, perlu dipersiapkan
sejak sekarang."
Di Jakarta, Direktur Pansystems, dr. Rukman Hutasoit menjelaskan
perusahaannya kini mempersiapkan suatu proyek perintis seharga
US$1,2 juta yang meliputi pembuatan enam stasiun bumi dalam
suatu jaringan komputer yang saling berhubungan melalui satelit
Palapa. Order ini diperoleh dari UNESCO yang bekerjasama dengan
enam instansi pemerintah yang bergabung dalam IBI
(Intergovernmental Bureau of Information).
Rencana memanfaatkan satelit Palapa untuk keperluan transmisi
data elektronis agaknya terlaksana sebelum berakhir masa Pelita
III. Sementara perhubungan dilakukan melalui sarana telepon dan
gelombang mikro.
Sejak 1 Oktober 1980 jasa komputer dimanfaatkan untuk memonitor
dan mengendalikan produksi pangan di 11 provinsi (Sum-Ut,
Sum-Bar, Lampung, Sum-Sel, Ja-Bar, Ja-Teng, Yogyakarta, Ja-Tim,
Bali, Sul-Sel dan Kal-Sel), mencakup 175 kabupaten dan 2200
kecamatan. Sistem ini tidak menggantikan sistem pelaporan yang
sudah ada, hanya mempercepat penyampaian. Insyaallah tidak akan
ada lagi laporan yang sudah berumur dua bulan. "Jelas dengan
komputer bisa diperoleh informasi yang selain cepat, juga tepat
dan sinambungan," ujar Ir. Ichjar Musa, konsultan dari PT Bina
Cipta Informatika, perusahaan yang berperan dalam proyek ini.
Setiap minggu, hari Rabu sampai Sabtu sore, tiap kecamatan
mengirimkan 38 jenis data mengenai pangan padi ke Perum
Telekomunikasi di Merdeka Selatan, Jakarta. Di samping itu data
tadi dikirim juga ke kabupaten masing-masing -- yang mencakup
hal seperti identitas jenis padi, areal, kredit, pupuk,
pestisida dan bencana, misalnya.
Sabtu sore hingga Senin sore, tiba giliran semua kabupaten
mengirimkan data pangan ke Merdeka Selatan. Kemudian data itu
diproses di komputer Puspullahta Hankam di Pondok Labu, Jakarta,
untuk disajikan ke Bina Graha dalam bentuk informasi pada Rabu
pagi. Bila sistem telekomunikasi di Bina Graha selesai, laporan
dari kabupaten dan kecamatan bisa dikirim langsung. Rencana
selanjutnya ialah melengkapi Bina Graha dengan peralatan
terminal dengan layar TV yang on-line, hingga setiap waktu
informasi yang ada di komputer Puspullahta bisa disaksikan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini