Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Berita Tempo Plus

Debu Sahara Selimuti Karibia

Gumpalan debu terburuk yang menyelimuti Kepulauan Karibia.

30 Juni 2020 | 00.00 WIB

Debu Sahara Selimuti Karibia
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Gumpalan besar debu dari Gurun Sahara menyelimuti sebagian Kepulauan Karibia.

  • Mengubah langit biru menjadi kabut cokelat susu dan memicu dikeluarkannya peringatan kesehatan di seluruh wilayah itu.

  • Kualitas udara pun turun ke tingkat yang membahayakan bagi kesehatan.


Gumpalan besar debu dari Gurun Sahara menyelimuti sebagian Kepulauan Karibia. Debu itu mengubah langit biru menjadi kabut cokelat susu, sehingga memicu dikeluarkannya peringatan kesehatan di seluruh wilayah Kepulauan. Kualitas udara pun turun ke tingkat yang membahayakan bagi kesehatan.

Angin hangat yang kuat di atas Gurun Sahara saat ini memang biasanya menebarkan pasir dan membawanya sejauh ribuan kilometer melintasi Samudra Atlantik ke Benua Amerika. Namun, menurut para ahli meteorologi, debu tahun ini merupakan yang paling padat dalam kurun setengah abad. Debu tebal itu mengurangi jarak pandang secara tajam.

Blue Mountains, yang menjulang tinggi di atas Ibu Kota Kingston, Jamaika, biasanya menampilkan pemandangan luar biasa indah. Namun kali ini keindahan pegunungan yang tampak biru itu terhalang oleh debu tebal kecokelatan.

“Saya tak tahu apakah debu tebal di luar sana menyelinap masuk melalui ventilasi karena udara di dalam terasa menyesakkan,” kata Sarue Thomas, 31 tahun, dari kantornya, di Kingston. Suhu pada siang itu melebihi 30 derajat Celsius dan udaranya sangat berdebu.

Thomas menambahkan, kejadian ini belum pernah ia lihat sebelumnya. Akibat cuaca ekstrem tersebut, ia mengatakan bahwa putranya yang berusia 3 tahun menderita batuk kering.

“Kami melihat massa partikel debu jauh lebih tebal. Itu jauh berbeda dengan apa yang terlihat,” kata Evan Thompson, direktur divisi layanan meteorologi di Jamaika. “Ini yang terburuk yang pernah saya lihat sejak kami menyimpan catatan.”

Awan debu bergerak ke Kepulauan Karibia timur pada akhir pekan lalu serta menutupi Hispaniola, Jamaika, Puerto Rico, dan Kuba timur. Debu melanjutkan perjalanan ke atas dan barat menuju Amerika Tengah serta Amerika Serikat bagian selatan.

Para pejabat di seluruh wilayah tersebut memperingatkan penduduk setempat untuk tetap di tinggal rumah jika memungkinkan dan mengenakan masker, terutama jika mereka memiliki riwayat kondisi pernapasan buruk. Sebab, debu ini dapat menyebabkan iritasi yang kuat karena mengandung patogen serta mineral.

“Penggunaan masker direkomendasikan dalam situasi ini, selain diperlukan untuk pencegahan Covid-19. Mereka yang menderita asma dan alergi harus berhati-hati dan tinggal di rumah,” demikian tulis Jose Rubiera, pembawa acara ramalan cuaca terkenal di stasiun televisi Kuba, di laman Facebook miliknya.

Menurut NASA, debu Sahara biasanya “membantu membentuk pantai di Karibia dan menyuburkan tanah di Amazon”, selain mempengaruhi kualitas udara. Namun debu yang tertangkap gambar satelit kali ini terlalu tebal dan berbahaya bagi kesehatan.

FIRMAN ATMAKUSUMA | NOAA | NASA | SPACE.COM | GRAPHIC NEWS

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus